Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tantangan dan Peluang Industri Makanan dan Minuman

12 Februari 2018   17:00 Diperbarui: 12 Februari 2018   17:07 4966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan saat ini, negara-negara maju mulai banyak memikirkan risiko penyakit tidak menular misalnya asma dan diabetes. Untuk itu, mereka mulai memikirkan pilihan kandungan makanan yang sehat (healthier choice) juga turut mempengaruhi pasar dalam suatu negara. Selain itu juga ada beberapa negara juga memiliki permntaan tersendiri terkait labelling karena beberapa negara mensyaratkan label produk yang beredar harus dalam negaranya.

Menurut saya, seluruh faktor tersebut menjadi hambatan dalam perdagangan produk makanan dan minuman. Tapi perhatian dunia yang lebih terkini terkait Disruptive Economy, namun perhatian dunia saat ini tertuju pada pembahasan Food Loss dan Food Waste. Pemborosan pangan di dunia diperkirakan mencapai 30 % dari produk pangan yang dihasilkan. Fakta yang terjadi saat ini, di satu sisi banyak orang yang kekurangan pangan, tapi di sisi lain banyak pula orang yang kelebihan pangan" jelas Adhi

Saat ini, di Indonesia juga sedang dibahas batas kadaluarsa makanan untuk mengurangi Food Loss dan Food Waste yang biasanya menggunakan sistem expired date (pangan yang telah kadaluwarsa tidak boleh diedarkan)yang tercantum dalam labelling. Sedangkan di dunia, dapat memakai best before(sampai dengan batas tanggalnya masih dapat diperdagangkan masih dapat dikonsumsi, tetapi ada kriteria kategori pangan yang masih dapat dikonsumsi), best if use by, sell by date, use by date. Di negara maju, saat ini sudah digunakan 2 sistem batas kadaluwarsa yaitu best before dan expired date.

Beberapa waktu lalu, Adhi yang sering mengunjungi beberapa perguruan tinggi menyatakan beberapa perguruan tinggi saat ini juga tengah menyiapkan agroindustri 4.0. Beberapa yang harus disiapkan antara lain : teknologi, robotisasi, automation di bagian produksi, bagian gudang, maupun di distribusi). Industri di Indonesia saat ini sedang menjajak teknologi robotisasi dan automation.

Adhi pun menuturkan, saat ia berkunjung ke Jepang di tahun 1999, ia takjub karena meihat tidak ada karyawan yang membantu proses produksi. Dari proses datangnya bahan baku hingga proses pengangkutan produk, seluruhnya diatur menggunakan mesin. Sedangkan, saat ini industri di Indonesia baru memulai hal tersebut. Di Negara China saat ini, proses penjualan buah sudah tidak membutuhkan orang. Saat ini, konsumen yang hendak membeli buah hanya menekan tombol buah yang diinginkan pada mesin dan buah yang dipilih pun langsung disalurkan dari tempat penyimpanan produk.

Tidak hanya di industri bagian hilir, di bagian hulu industri pangan pun sudah menggunakan industri 4.0 misalnya beberapa negara maju yang menggunakan sistem precise farming. Apabila petani di Indonesia saat ini memberikan asupan seperti pupuk seragam dalam satu lahan pertanian, berbeda dengan negara maju yang telah menerapkan precise farming yang menggunakan beberapa indikator di tiap tanaman sehingga tanaman yang kekurangan suatu unsur langsung diberikan penambahan asupan yang tepat.

Di Taiwan saat ini, telah diciptakan teknologi mempercepat masa tanam holtikultura dengan menggunakan lampu yang digerakkan oleh pembangkit listrik tenaga air untuk membantu proses fotosintesis dan telah dibuktikan dengan waktu panen padi dapat disingkat dari 90 hari menjadi 60 hari. Hal ini dapat terjadi karena proses fotosintesis tanaman dapat dilakukan baik di siang hari maupun malam hari.

Di Negara China, tempat penjualan makanan tidak membutuhkan tempat yang besar karena hanya mengandalkan vending machine. Saat orang menekan tombol bergambar produk yang dinginkan pada vending machine, produk makanan tersebut langsung keluar dari vending machine. Saat ini, hampir seluruh gerai makanan di China sudah terotomatisasi dan hampir tidak ada pelayan yang terlihat karena pengunjung hanya tinggal mengklik produk makanan yang diinginkan, dan makanan pun langsung disalurkan melalui conveyor.

Di akhir penjelasannya, Adhi pun semakin menegaskan betapa cepatnya perubahan dalam disruptive innovation. Sebagai contoh, revolusi industri I membutuhkan waktu 154 tahun untuk membuat keuntungan per kapita yang double. Apabila dibandingkan dengan jumlah user aplikasi game angry bird yang mencapai 50 juta hanya membutuhkan waktu 35 hari. Dibandingkan dengan aplikasi game angry bird, teknologi telepon membutuhkan waktu 75 tahun mencapai 50 juta pengguna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun