Lansia Hipertensi dan Kepatuhan Minum Obat
                                                      * Jonathan Kelabora*
                                                  Poltekkes Kemenkes Maluku
Lansia
Lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia tua bukanlah suatu penyakit melainkan tahap akhir dalam proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stresor lingkungan. Lansia ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk menjaga keseimbangan dalam kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini dikaitkan dengan penurunan viabilitas dan peningkatan sensitivitas individu. Telah ditemukan dari banyak studi epidemiologi bahwa hipertensi merupakan masalah lansia karena sering terjadi pada lansia. Kegagalan untuk mematuhi pengobatan adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Kepatuhan dianggap penting karena hipertensi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus dikelola dengan pengobatan seumur hidup yang teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi seseorang memiliki tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih besar dari 140 milimeter hydrardirum dan tekanan darah diastolik sama dengan atau lebih besar dari 90 milimeter hydrardirum saat pengukuran.
Penyebab tekanan darah tinggi:
Hipertensi esensial, terjadi akibat gangguan mekanisme kontrol keseimbangan normal yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri.
Hipertensi sekunder, atau hipertensi ginjal, adalah hipertensi yang penyebabnya diketahui. Hampir semua kasus hipertensi sekunder berhubungan dengan gangguan sekresi hormon dan fungsi ginjal. Secara umum hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan yang tepat dari penyebabnya.
Faktor risiko tekanan darah tinggi adalah:
Faktor yang tidak dapat diubah: Jenis Kelamin, umur, warisan/keturunan dan Ras atau Etnis.
Faktor yang  dapat diubah: Kegemukan, Makan lebih banyak makanan asin, Makan lebih banyak makanan tinggi lemak jenuh, Banyak minum minuman beralkohol, kafein dan soda. Makan lebih sedikit buah dan sayuran. tidak berolahraga secara teratur.
Tanda dan gejala tekanan darah tinggi:
pusing
Sulit bernafas
Tubuh lemah
leher kaku
Bagian belakang kepala  sakit.
mimisan
Nyeri dada dan jantung berdebar.
klasifikasi tekanan darah
klasifikasi                  sistolik               diastolik
Terbaik                    < 120                 < 80
Normal                    < 130                 < 85
Prehipertensi               130-139               85-89
Hipertensi derajat satu      140-159               90-99
Hipertensi derajat dua       160-179               100-109
Hipertensi derajat tiga         180                < 130
Upaya pencegahan tekanan darah tinggi:
kontrol tekanan darah secara teratur
menjaga berat badan ideal
olahraga minimal 3 kali seminggu
membiasakan makan buah dan sayur
mengurangi asupan garam
Kurangi asupan makanan berlemak jenuh
Kurangi asupan minuman kopi dan teh.
Kurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.
Hentikan kebiasaan merokok.
Hindari stress
Komplikasi tekanan darah tinggi:
stroke
Gagal Ginjal
gagal jantung
penyakit jantung
gagal jantung kongestif
Kepatuhan minum obat anti hipertensi
Kepatuhan adalah kemauan sadar lansia untuk meminum obat antihipertensi sesuai anjuran tenaga medis. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat: Pengetahuan, motivasi dan dukungan keluarga lansia. Upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dari  sisi pasien meliputi: meningkatkan pengendalian diri, meningkatkan rasa percaya diri dan cari informasi tentang pengobatan.  Untuk petugas Kesehatan; meningkatkan komunikasi yang efektif, memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan memberikan dukungan sosial.  Konsekuensi ketidakpatuhan pasien yaitu kontrol tekanan darah yang buruk, memperbarat penyakit penyerta dan Resiko kematian mendadak.