Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kembar

9 Maret 2023   18:03 Diperbarui: 9 Maret 2023   18:33 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kikan: Lintang Timur - Dian Sasi, background figuran. (dokpri)

Asbabun nuzulnya, pada suatu ketika sebutir sel telur si Mamak bertemu dua sel sperma juara milik Pa'e. Sel telur itu membelah, masing-masing tumbuh menjadi dua zigot tapi tetap disebut monozigotik karena berasal dari satu sel telur.

Zigot-zigot itu berkembang menjadi dua janin yang tumbuh dalam dua kantung amnion (ketuban), yang terhubung oleh satu plasenta sebagai suplier nutrisi. Sah, dokter di RS. Ciputat, Tangerang menjatuhkan vonis: si Mamak hamil janin  kembar identik. Sembilan bulan masa penantian dilewati dengan fokus menjaga kesehatan kandungan si Mamak.

Pragmatis, dipilihlah klinik bersalin yang dikelola seorang bidan di komplek perumahan Permata Pamulang, Tangerang Selatan sebagai fasilitas persalinan. Jaraknya hanya sepelemparan batu dari rumah kontrakan si Emak dan Pa'e.

"Maaf, Pak, bukan saya tidak mau membantu, tapi sebaiknya Ibu melahirkan di rimah sakit saja." Waktu pertama konsultasi ke bu bidan (seminggu sebelum B-day), beliau terlihat gugup dan memberi rekomendasi yang tak diharap.

"Kami rajin kontrol dan konsultasi ke dokter, Bu. Dokter bilang kondisi istri saya dan kandungannya baik-baik saja. Dokter mengijinkan kami memilih fasilitas persalinan terdekat," Pa'e kekeuh.

"Ehm.. anu, Pak.., terus terang saja saya belum pernah menangani persalinan bayi kembar," akhirnya bu bidan mengaku.

Terjadilah diskusi panjang. Tepatnya, Pa'e yang berlagak tawakal mencoba membesarkan hati bu bidan agar bersedia membantu persalinan si Mamak. "Kita berserah pada Tuhan saja, bu. Kita berusaha saja semaksimal mungkin. Bukankah ini kesempatan yang mungkin diberikan Gusti Allah pada bu bidan untuk pertama kalinya menangani persalinan kembar?"

Akhirnya, "Baiklah, bismillah. Saya minta bapak bersedia menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan."

14 Februari, 14.00 wib., empat belas tahun lalu. Si Mamak yang merasakan kontraksi hebat jalan kaki ke klinik mungil itu. Sebelum masuk, ia sempat beli semangkuk mie ayam. Lapar, katanya. Pa'e masih ngantor.

Pulang kantor jelang maghrib, Pa'e disambut Rinjani (9) putri sulungnya. "Pak, adek mau lahir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun