UNTUK IBU
Kali ini aku menulis tentangmu bersama kenangan
Bersama elegi rindu di akhir Tahun
Tentang kisah lebih dari angan-angan
Terbalut rapalan  tunduk pada TuhanÂ
Kau selalu dalam keningku
Mungkin ragamu tak dapat ku gapai
Tapi, cinta dan jasamu masih tetap utuh
Kau itu, tak lekang oleh waktu
Bahkan hujan badai sekalipun tak mampu menghapus jejakmu
Karenamu  aku kembali utuh
Dari setiap elegi yang kulantunkan,kau merangkulkuÂ
Aku pernah terjatuh dan tak mau bangkit lagi
Aku pernah bersimbah darah dan memilih untuk mengakhiri
Aku pernah menjauh pergi dan berdiam diri
Tapi lagi dan lagi!
Kau memapahku berdiri
Kau merangkulku dengan hati
Kau tabah dan setia menanti
Baiklah, kali ini aku mengerti
Kau  adalah jalanku dekat pada Ilahi
Kau adalah surga bagiku dan saudara- saudariku.
Aku tak pandai merangkai kata untuk menyampaikan rasa cintaku padamu
Biarkan aku memperlihatkan kasihku dalam diam
Sebab, ucapan bibirku yang begitu indah
Tak pernah bisa membuktikan itu semuaÂ
Apalah arti sebuah kata.
Jika, pada akhirnya hanya membuatmu berderai air mata.
kasihku bukan kata-kata
Cintaku tidak terlukis ,terucap,atau terbaca
Biarkan daksaku saja yang bicara pada TuhanÂ