Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Siapa Tuhan-nya?

12 Februari 2016   06:31 Diperbarui: 12 Februari 2016   07:31 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu saya paling anti dan paling malas kalau disuruh jadi petugas upacara bendera di sekolah.

Kalau dapat tugas upacara hari Senin, maka sejak hari Minggu sore-nya saya bisa mengalami ketegangan yang antara lain ditandai dengan perut mulas, susah buang air besar, tenggorokan kering, bibir pecah-pecah, hidung tersumbat sampai ambeien bahkan gusi geringgingen.

Pada suatu ketika, kelas saya mendapat giliran menjadi petugas upacara hari Senin dan saya diminta untuk menjadi pembawa acara atau semacam MC upacara.

Sejak Senin pagi jahanam itu, saat berangkat ke sekolah, perut saya sudah mulas-mulas karena tegangnya. Saya cukup cemas: mudah-mudahan saya tidak mengalami salah baca.

Dan upacara pun dimulai...

Sebagai pembawa acara, saya berdiri di depan di lapangan sekolah agak di pojok sebelah kanan. Hal ini berarti bahwa semua mata siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 plus para guru akan memandang ke arah saya setiap kali saya membacakan urutan acara upacara.

Sampai dengan pertengahan upacara semua berjalan sangat lancar. Berita acara upacara saya bacakan atau sebutkan satu persatu tanpa satu kesalahan pun.

Akhirnya tiba saatnya sebelum acara pembacaan doa.

Nah.. doa ini akan dibacakan oleh satu teman sekelas saya yang namanya panjang. Yang saya ingat namanya adalah: John Frans Simbara Rondonuwu Siaranamual Ahmad.

Postur teman saya si pembaca doa itu kecil, jangkung dan warna kulitnya putih nyaris pucat. Maka itu, daripada memanggil namanya yang panjang (namun kurang sinkron), kami memberi dia julukan yang sangat sesuai dengan tongkrongannya, yaitu... Jerangkong (bhs Jawa: tengkorak).

Dengan lantang, saya pun membacakan urutan acara:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun