Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Bram Atjeh, Si Buaya Keroncong dan Macan Bola Nusantara!

3 Juni 2022   23:56 Diperbarui: 10 Juni 2022   05:38 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bram Atjeh: Sang Buaya Keroncong & Macan Bola Nusantara!(foto: Sumber Ria/kasetlalu.com)

Musik keroncong memang sedang naik daun di Hindia Belanda pada sepertiga pertama abad ke-20 tersebut. Kontes Keroncong (Krontjong Councours) sendiri sudah diadakan sejak di Batavia paling tidak sejak tahun 1915 (Bataviasch Nieuwsblaad, 26 Juli 2015).

Sejarah musik keroncong tidak bisa lepas dari episode masuknya para bekas budak dan bekas tentara Portugis ke nusantara lebih dari 300 tahun yang lalu yaitu pada pertengahan abad ke-17 yang disebut sebagai Mardijkers.

Keroncong menjadi semakin populer saat Komedie Stamboel (1891-1903), grup pentas teater dengan aktor dan artis orang-orang Eropa di nusantara mulai memasukan komposisi musik keroncong dalam pertujukan mereka.

Grup teater yang berdiri di Surabaya ini sangat terkenal pada masa peralihan abad 19 ke 20, bahkan sampai berpentas di Malaysia dan Singapura.

Sayang bahwa tidak ada informasi yang bisa penulis peroleh tentang siapa yang memenangkan Kontes Akbar Keroncong tahun 1933 itu.

Bram Atjeh dengan orkes "V.O.S" tercatat mengikuti kontes yang sama di tahun berikutnya yaitu 1934, di mana ia menjadi pemenang pertama dengan meraih nilai 176 mengalahkan 6 kontestan lainnya dan menggondol hadiah medali dan uang tunai 50 gulden (Bataviaasch Nieuwsblaad, 12 Maret 1934).

Kemenangan ini membawa Bram Atjeh dan orkes "V.O.S" masuk dapur rekaman piringan hitam (gramofon) di bawah perusahaan HIS Master Voice (Bataviaasch Nieuwsblaad, 3 April 1934).

Kembali penulis gagal menemukan tembang-tembang apa saja yang direkam pada piringan gramofon perdana Bram Atjeh yang direkam di gedung Arnhem (yang kini mungkin terletak di jalan Juanda, Jakarta) Batavia ini.

Selsnjutnya, Bram Atjeh bersama orkes "Jong Java" menjadi juara kedua pada Kontes Akbar Keroncong di tahun berikutnya, 1935 (Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch Indië, 9 Maret 1935). 

Tahun 1936, Kontes Akbar Keroncong mulai diadakan di Pasar Gambir di mana Bram bersaing melawan Wim Van der Mull, Iseger, Leo Spell, dan Paulus.

Masih bersama orkes "Jong Java", Bram kembali menjuarai kontes di Pasar Gambir itu pada tahun 1937 dan mendapat hadiah tunai 85 gulden (Bataviaasch Nieuwsblad, 9 April 1937).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun