Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kalah? 9 Pepatah Ini (Tak) Akan Menghiburmu!

20 Mei 2022   09:35 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:17 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalah? 9 Pepatah Ini (Tak) Akan Menghiburmu! (Sumber foto: ANTARA Foto/Aditya Pradana Putra)

Kesal, kecewa, terpuruk manja karena semalam tim nasional sepak bola Indonesia dikalahkan tim Thailand? Jangan terlalu lama menyimpan duka. 

Berikut ini adalah 9 pepatah yang mungkin bisa menghiburmu:

Pertama: "Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda..."

Pepatah ini benar belaka jika dan hanya jika setelah kita mengalami kekalahan lalu kita menang. Kalau yang selanjutnya terjadi adalah kita kalah dan kalah lagi, maka sebetulnya pepatah itu harus kita revisi menjadi "kekalahan adalah kemenangan yang batal..."

Kedua: "Mengalah untuk menang..."

Ini pepatah yang sungguh sulit dicerna oleh manusia biasa. Bagaimana mungkin kita mengalah untuk menang? 

Mengalah ya artinya kalah. Kemenangan bisa terjadi, tapi di lini lain. 

Misalnya kekalahan melawan Thailand di semi final sepak bola SEA Games semalam bisa diartikan sebagai suatu "kemenangan" kalau dibandingkan dengan kekalahan 0-3 kita pada pertandingan melawanan Thailand sebelumnya, yaitu pada kualifikasi piala dunia bulan September 2019.

Tapi itu artinya kita mengandaikan "kemenangan di tempat lain". Bukan di lapangan di Stadion Thien Truong pada Kamis legi, 19 Mei 2022, tapi di alam pikiran atau bathin kita sendiri.

Maka pepatah itupun sebaiknya kita revisi menjadi "mengalah untuk menang (di hatiku)..."

Ketiga: "Sing waras ngalah..."

Ini jelas suatu pepatah yang mustahal. Kalau yang waras (sehat) yang kalah, apalah lalu yang menang adalah yang tidak sehat?

Jelas harus diakui bahwa tim Thailand secara fisik lebih sehat dan kuat, secara mental lebih kokoh dan secara pikiran juga lebih fokus. 

Apakah lalu tim Thailand mau mengalah? 

Keempat: "Jagoan kalah dulu..."

Sorimek, tapi ini jelas pepatah yang hanya berlaku di filem-filem Hollywood, seperti MacGyver, Doctor Strange, Penari di Desa KKN, atau Pembalasan Rambu.

Kelima: "Kalah jadi abu menang jadi arang..."

Ini pepatah yang lebih parah lagi. Menang atau kalah, mosok tidak dapat apa-apa. Jelas, bahwa yang menang berhak masuk ke babak final, sementara yang kalah hanya bisa bertanding untuk berebut posisi juara ketiga dan meraih medali perunggu. 

Tapi tidak apa-apa juga kalau kita gagal mengalahkan timnas Malaysia, karena gelar Juara Harapan I sudah pasti kita kantongi. 

Keenam: "Kegagalan adalah guru yang terbaik..."

Jelas kegagalan bukanlah guru yang terbaik, terutama dalam sepak bola.

Guru dalam sepak bola adalah pelatih. Maka carilah pelatih yang terbaik untuk timnas kita sebagai guru yang terbaik.

Kalau Shin-Tae Yong bukan guru yang terbaik, mungkin PSSI bisa mencari guru yang lain seperti Ancelotti, Klopp, Allegri, atau Pellegrini.

"Ketujuh: "Tiada gading yang tak retak..."

Ini pepatah yang hanya berlaku untuk tim yang selalu menang dan kadang-kadang retak alias kalah. 

Lagipula setahu saya yang pernah tinggal di Afrika, ada juga sih gading yang tak retak. Jadi pepatah itu tidak benar. Yang jelas benar adalah "tiada gading yang tak Marten..."

Kedelapan: "Dalam suatu pertandingan, menang kalah itu biasa..."

Ini pepatah yang sungguh-sungguh bersifat fatalisme. Kalah dan menang dipandang sebagai suatu takdir (fatum). 

Jelas pepatah yang salah, karena selain kalah dan menang adalah hal yang selalu bisa diusahakan, dalam suatu pertandingan seperti sepak bola dan tinju, ada hasil ketiga yaitu draw alias seri.

Apakah jika menang kalau itu biasa, maka yang tidak biasa adalah seri?

Nah jika kamu tidak terhibur oleh kedelapan pepatah di atas, maka masih ada pepatah kesembilan yang pastinya akan membuatmu terhibur:

Kesembilan: Dalam hidup ini kalah menang itu cuma nomor 6 (enam)...

Bagaimana bisa dalam hidup ini kalah-menang hanya nomor 6? Jawabannya: bisa.

Karena bagi kita manusia Indonesia yang  penuh toleransi ini, nomor 1 sampai 5 sudah jelas: PANCASILA.

Fix no debat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun