Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lost Generation Lebih Ngeri dari Omicron, PTM Harus Tetap On!

29 Januari 2022   14:40 Diperbarui: 29 Januari 2022   15:35 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lost Generation Lebih Ngeri dari Omicron, PTM Harus Tetap On! (Sumber:Kompas.com/Garry Lotulung)

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring selama hampir 2 tahun pandemi menyebabkan banyak ketertinggalan dalam kemampuan akademis para peserta didik. Para guru dan orang tua murid yang benar-benar memikirkan nasib pendidikan siswa tentu tidak bisa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Pernyataan pers UNICEF 16 Desember 2021 yang lalu menyebutkan bahwa ketertinggalan tersebut begitu nyata. Hal ini bisa berakibat tingkat produktifitas, penghasilan, maupun kesejahteraan di masa depan yang lebih rendah dari generasi muda dan anak-anak yang selama 2 tahunan ini terpaksa melakukan PJJ. 

Hal inilah yang UNICEF (18 Nov 2020) istilahkan sebagai generasi yang hilang atau lost generation.

Diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jakarta  sejak awal Januari 2022 tentu menjadi kesempatan bagi para pendidik dan orang tua untuk segera mengejar ketertinggalan akademis itu. Sayang bahwa momentum yang ditunggu-tunggu ini kini cukup terhambat dengan mengganasnya kembali penularan COVID-19 yang 90 persen diduga adalah varian Omicron (Kompas, 28 Jan 2022).

90 sekolah di Jakarta yang bahkan harus tutup karena merebaknya penularan seperti diberitakan CNN Indonesia 26 jan 2022. Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) bahkan meminta Pemprov DKI untuk menghentikan PTM 100 persen (Kompas, 26 Januari 2022).

Benarkah tindakan untuk menutup sekolah saat kasus baru COVID-19 merebak? Haruskah PTM 100 persen dihentikan atau diganti dengan persentase yang lebih rendah seperti PTM 50 persen? 

Mengingat semakin besarnya potensi lost generation yang terjadi mungkin sudah saatnya untuk menganggap COVID-19 sebagai endemi seperti cacar air atau flu dan meneruskan PTM 100 persen.

Artinya, cukuplah para siswa yang terkena COVID-19 dan berkontak erat yang tidak masuk kelas dengan kemungkinan mengikuti pelajaran secara daring, sementara siswa lainnya tetap PTM. 

Dengan demikian tercipta sistem pembelajaran PTM-hibrida yang dihadiri langsung oleh siswa yang sehat dan dihadiri juga secara daring oleh siswa yang "suspect" dan yang sakit ringan. Saat terjadi penularan, tidak perlu menutup satu sekolah, tidak perlu mengembalikan semua siswa termasuk yang sehat ke situasi daring alias PJJ.

Ada beberapa alasan kita bisa menganggap alias memperlakukan COVID-19 sebagai endemi seperti cacar air atau flu.

Pertama, Menkes Budi Gunadi sudah memgirfimasikan bahwa gejala-gejala Omicron adalah ringan dan mayoritas penderita tidak perlu dirawatinapkan di rumah sakit (Bisnis.com, 27 Jan 2022). Sebelum itu, kepala WHO, Tedros Gebhreyesus juga telah memastikan bahwa gejala Omicron lebih ringan dari delta, namun bisa tetap berbahaya bagi mereka yang belum divaksin (Japan Times, 13 Jan 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun