Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

40 Tahun "Sarjana Muda": Album Debut Iwan Fals yang Selalu Pulangkan Kita

24 Juli 2021   06:34 Diperbarui: 26 Juli 2021   05:13 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bungkus Kaset Album Solo "Sarjana Muda" (copyright Musica Studio, sumber gambar: kasetlalu.com)

Saya percaya bahwa setiap lagu atau lantunan melodi yang kita sukai akan membawa kita pada suatu ingatan. Ini karena saya percaya juga bahwa indera pendengaran manusia ter-koneksi langsung dengan ruang penyimpanan berkas-berkas masa lalu entah di bagian mana di otak kita. Saat suatu lagu atau alunan musik berdenting dan masuk ke indera pendengaran kita, suatu sel kurir akan segera berlari membawa potongan birama tersebut ke gudang memory file di pikiran kita. Seketika itu juga, saat berkas ingatan ditemukan, seluruh indera kita akan terhubung dengan suatu peristiwa, bau-bauan, bunyi-bunyian, panas, lembab, maupun emosi yang terjadi pada suatu masa.   

Saya ingat, kaset berisi rekaman album "Sarjana Muda" dari Bang Iwan Fals terbit di pertengahan 1981, 40 tahun yang lalu saat saya baru naik kelas 2 SD. Penikmat musik Bang Iwan Fals yang bergaya balada tengil bertema sosial politik bab Bob Dylan waktu itu sangat masih sangat terbatas. Pendengar pada umumnya adalah mahasiswa seperti beberapa sepupu sulung saya yang duduk di bangku kuliah.

Bapak saya almarhum membeli kaset itu tidak lama setelahnya dan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian lagu-lagu album itu sempat mengiringi berbagai hal yang terjadi di rumah lewat tape deck kami yang dipasang bapak di dekat meja makan. 

Kaset "Sarjana Muda" itu pula yang akhirnya saya bawa bersama satu perangkat walkman, saat di akhir tahun 90an mulai mengembara untuk selanjutnya hidup hampir 20 tahun di tempat-tempat yang jauhnya lebih dari 11 000 kilometer burung terbang dari Jakarta.

Lagu Sarjana Muda, Doa Pengobral Dosa, dan Puing,tak pelak membawa saya pada lamunan melankolis suasana keluarga dahulu kala. Suasana kampung padat gang hasil proyek MHT di Jakarta Timur yang tidak selamanya riuh ceria. Teringat pada paklik-paklik dan bulik-bulik kami yang datang mengadu nasib, bersekolah atau mencari kerja menginap di tempat kami di Ibu Kota. Terkenang pada kehidupan para tetangga yang tidak mudah, pada gosip kiri-kanan kami yang bila sore hari menongkrong asik mengobrol di depan rumah, sementara berita dunia penuh ketegangan perang dingin dan Timur Tengah. 

Guru Oemar Bakri, Ambulance Zig-Zag, atau Situa Sais Pedati yang berirama country bluegrass dengan petikan banjo dan gitar yang menawan adalah wahana yang membawa saya pada masa-masa kenakalan abadi. Bau matahari, malas bikin PR, mengakali guru, menggoda cewek, belajar gitar, belajar ngerokok, berkelahi, pulang-pulang dimarahi.  

Lagu Bung Hatta membawa air mata. Si "Bung" yang wafat 14 Maret 1980 yang pemakamannya di TPU Tanah Kusir waktu disiarkan TVRI dan saya nonton tapi tidak mengerti itu siapa, ternyata seseorang yang sungguh berarti di hati Bang Iwan. Mendengar lagu itu menghadirkan kembali TV Sanyo hitam putih milik pak RT, teman-teman letis yang berdesakan di ruang tamu dan membuat saya mengenal siapa itu Bapak Mohammad Hatta, Pahlawan Besar  namun pendiam yang sama sekali jauh dari seorang sekondan. 

Lalu lagu 22 Januari yang sampai hari ini bagi saya masih tetap misteri, dan siapa yang tidak kenal lagu Denting Piano? Tiada dua lagu yang lebih baik lagi di dunia ini yang membawa saya pada rasa jatuh cinta, kesedihan karena (rasanya) tak dilirik, maupun cemburu dan harapan selain kedua lagu itu. Tiada ada juga anak-anak abg kampung di Jakarta tahun 80an yang tidak pernah belajar memetik lagu Denting Piano (Yang Terlupakan) yang sepertinya tak mau kalah dengan artis-artis yang telah menyanyi ulang lagu ini sampai detik ini. Nyanyilah sekuatnya kawan! 

Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi, haruskah aku lari dari kenyataan iiiiiniii???

Saya hakul yakin kalau lagu Denting Piano ini juga yang akhirnya menginspirasi Axl Rose dan kawan-kawannya mengaransemen ulang lagu Knockin'on heaven's door pada tahun 1987. Tidak percaya? Silakan nyanyikan bait pertama Denting Piano lalu switch medley ke refrain Knockin'on heaven's door !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun