Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tatapan Matamu Semangatku

24 November 2022   11:05 Diperbarui: 27 November 2022   22:06 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tatapan Matamu Semangatku

Mas Ismoko  seorang pelajar yang sebenarnya tidak juga pinter pinter amat, tapi sifatnya yang periang , suka canda dan rajin membuat teman teman sebaya  begitu menyukainya . Apalagi Dia sebenarnya juga agak gamis bin ganteng ganteng manis. Perilakunya  kadang lepas kontrol,  kelakuannya yang lepas kontrol itu  malah justru membuat dirinya menjadi hiburan canda gratis bagi teman teman sekolahnya.

Dia juga tidak kaya keluarganya biasa biasa saja tidak ada yang menonjol yang bisa diandalkan, tampilannya biasa, Androidnya pun merek  baken  alias barang seken, pergi sekolah juga naik minibus yang sesekali ndompleng sahabat dekatnya  ketika uang sakunya tidak mencukupi untuk jajan dan makan siang.

Kendatipun dalam sekolahnya dia jarang mendapatkan rangking pertama namun dia selalu masuk sepuluh besar di kelas dan ini yang membuat orang tuanya bersemangat menyekolahkannya sampai tamat SMA  syukur- syukur bisa sampai kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.

Setiap hari dia datang ke Sekolah lebih awal, sesampainya  di kelas biasanya dia membersihkan meja dan kursinya sendiri walaupun sebenarnya hari itu bukan jadwal piketnya.  Dia biasanya menyiapkan materi jam pertama  dengan membuka buku pada bab yang akan diberikan guru pada jam pertama itu. Di kelasnya sebagian besar  sahabat - sahabatnya  baik padanya  namun ada juga sahabatnya yang kurang nyaman karena  sifatnya yang ceplas ceplos dan sangat idealis.

Ketika waktu sudah menunjukan pukul 6: 40 pagi datanglah Vega dengan membawa gitar kesayangannya masuk kelas dan berkata : "Waww!, rajin bener kau ini Is!" Jawab Ismoko : "Gak juga Ga, aku khan jauh tinggalnya, jadi ya setiap pagi aku coba untuk dapat angkot lebih awal."   Kata Vega lagi kepada Ismoko : "Is, kita ada  PR  Matematika, kamu sudah kerjakan belum?"  Jawab Ismoko : "Sudah tapi gak tau apakah benar atau nggak, soalnya ada rumus yang aku gak hapal Ga."  Selang beberapa saat setelah mereka berbincang datanglah Andri Sang Juara pertama muncul di Kelas sambil berkata : "Kalian datang pagi pagi ini paling mau nyontek PR matematika pastinya  ya?!" Mendengar itu mereka berdua saling pandang lalu Vega  menimpali Andri : "Gak Ndri kami datang pagi ini mau piket bukan mau nyontek PR, jadi jangan salah paham, kalau ngomong dipikir dulu Ndri jangan sembarangan!"  Menyadari situasi  itu Ismoko berkata kepada Vega :"Sudahlah Ga jangan emosi, nanti juga dia bakal  kena batunya, Andri itu sombong mentang mentang selalu juara kelas."   Memang Andri terkenal sombong dikelasnya karena  dia anak yang pandai tapi perangainya sangat kaku dan sombong.

Selang beberapa saat datanglah stela bersama retno masuk kelas lalu mereka meletakan tas diatas meja, karena memang mereka duduk berdampingan kemudian Stela berujar kepada ke tiga temannya tersebut :" Lhoo kenapa kalian kok kayaknya lagi marahan?"  Jawab Ismoko kepada Stela :" Andri  itu lho Stela, ngomong sama kami, katanya kami datang pagi pagi mau nyontek PR Matematika, jadi Vega marah!"  Kata Stela :"Ohh gitu ya,  sudah jangan marahan lah kita khan teman sekelas, bentar lagi kita juga mau lulus kok!"   Jawab Ismoko kepada Stella :" Iya siih tapi kami tersinggung Lho masak datang pagi  dikatain nyontek padaha kami gak nyontek!"  Andri langsung menyela :"Halah Ismoko kamu tu dapat sepuluh besar karena sering nyontek ke Maris dan Rakso ngaku aja, iya khan? Jawab Ismoko : "Tidak Andri kami sama Maris dan Rakso sering nonkrong bareng, jadi emang kami akrab kok!"   

Dalam pertengkaran yang berlangsung agak lama tersebut datanglah Maris, Yupi dan Rakso, Mereka memasuki kelas dan Rakso berkata :"Pagi Cuy, semangat semua ya, siap siap killer guru Matematika sebentar lagi masuk!" Mereka semua tidak menyahut dan semua hening . Saat itulah empat mata antara Maris dan Ismoko menyatu suatu tatapan yang tidak bisa dimengerti diantara mereka berdua, ada rasa teduh dan nyaman yang oleh rasa itu seakan jiwa mereka larut dalam lautan asmara. Hari hari terus berlalu tinggal menunggu satu semester lagi mereka akan tamat sekolah. Mereka melakukan rutinitas sekolah seperti biasanya. Hari hari dilalui Ismoko dengan penuh semangat. Sesekali  tatapan mereka sering berpadu ketika berpapasan dari kantin Sekolah,  selalu  ada rasa yang membuat Ismoko tambah bersemangat. Dari detik menjadi menit dari menit menjadi jam dari jam menjadi hari dari hari menjadi minggu dari minggu menjadi bulan dilalui Ismoko dengan penuh arti.

Tak tearasa sampailah pada  Ujian Akhir  Semester yang berlangsung selama 2 minggu,semua siswa siswi mengikuti ujian tersebut. Mereka mengikuti ujian dengan sangat antusias mengingat bahwa ujian tersebut adalah ujian terakhir di Sekolah yang mereka sangat cintai.  

Sampailah pada suatu  hari yang ditunggu tunggu oleh semua siswa siswi yaitu hari Pengumuman kelulusan,  semua anak menunggu  Pengumuman kelulusan dari Kepala Sekolah  dengan menerima sebuah Amplop. Sebelum membagikan Amplop satu persatu Kepala Sekolah mengumumkan bahwa yang menjadi siswa lulusan terbaik tahun ini adalah siswa yang bernama Ismoko. Serentak tepuk sorak menggema di halaman sekolah. Kepala Sekolah juga mengumumkan bahwa tidak ada acara perpisahan karena  situasi dan cuaca ektrem yang menjadi pertimbangan. Setelah acara pembagian Amplop selesai dilakukan banyak teman teman Ismoko yang mengucapkan selamat kepadanya.

Dari jauh Andri berlari menuju Ismoko berdiri sambil mengulurkan tangannya dan berkata : " Is selamat ya, Kamu memang hebat lalu maafkan atas kelakuan saya tempo dulu dikelas."  Ismoko menyambut jabat tangan Andri sambil memeluknya dan berkata : "An, Kamu sahabat terbaiku, karena peristiwa itu kamu turut mengubah cara belajarku, aku bangga punya sahabat seperti kamu." Sambil melepaskan pelukannya mata Ismoko berkaca kaca lalu mereka bercakap cakap juga bersama dengan teman-teman yang lainnya.  Beberapa saat setelah itu Mereka meninggalkan Ismoyo sendirian  dibawah pohon kantil sekolah .

Dari jauh tampak oleh Ismoko  langkah anggun dari seorang gadis bernama Maris sebuah nama yang membuat semangat belajarnya menggelora  berjalan mendekatinya. Perasaan Ismoko bergejolak karena sangat bahagia. Pandangan Ismoko tertuju pas pada mata dimana pada mata itu ada  tatapan hangat  yang oleh karena  tatapan itu telah membuat hidupnya seakan  penuh arti. Dengan senyum manis sambil  mengulurkan tanggannya  Maris  berkata: "Is selamat ya, kamu berhasil saya suka banget." Lalu jawab Ismoko :"Terima kasih Maris, saya sangat suka banget kamu sangat mendukung saya." Gejolak hati Ismoko terus menderanya  tatapan matanya kepada Maris kian hangat, Maris juga menatapnya namun segera mengalihkan pandangganya. Lalu kata Maris kepada Ismoko :"Mau lanjut studi dimana kamu?" Jawab Ismoko :"Mungkin saya mau cari kerja dulu setahun dua tahun ini Maris."  Lalu Ismoko bertanya kepada Maris :"Ris, kalau kamu mau lanjut studi dimana?" Jawab Maris :"Mungkin kalau diterima di PTN, saya mau ke Jogja tapi mungkin juga  ke Palembang tinggal mana nanti  dapatnya  dimana."  Tampak sekali mereka begitu akrab dan larut dalam percakapan namun tiba tiba  orang tua Maris memanggilnya untuk diajak pulang.  Kata Maris kepada Ismoko :"Is saya pulang dulu ya, jaga dirimu daaa!"  Saat itu tatapan Maris dan Ismoko kembali beradu yang membuat hati Ismoko tiba tiba menjadi sedih.

Hari berganti Minggu,  Minggu berganti Bulan tak terasa sudah tiga  bulan mereka berpisah, rasa kangen menyelimuti hati Ismoko. Kemudian Ia mengambil Ponselnya dan mencari nomer WA Maris, segera dicarinya nomer WA Maris dan mulai mengetik :"Hai Maris apa kabarmu?"   Kira kira dua puluh lima menit kemudian ada balasan dari Maris :"Hai Is, kabarku Baik, Gimana kabarmu juga?" Jawab Ismoko :"Kabarku sangat baik, dimana Maris sekarang berada?" Jawab Maris : "Saya melanjutkan studiku di Jogja, Kamu sekarang lanjut dimana Is?" Jawab Ismoko : " Saya belum melanjutkan studi karena saat ini saya lagi cari kerja Maris." Lalu Jawab Maris :"Sip banget semangat ya Ismoko, ooh ya sudah dulu ya mau pergi kuliah dulu."  Rasa kangen Ismoko sedikit terobati atas balasan WA yang diberikan Maris, sebuah nama yang membuat  semangat belajarnya tumbuh dan hidupnya  terasa begitu  berarti.

Hari tambah hari menjadi minggu dan setelah dua minggu Ismoko menghubungi nomer WA maris sambil mengetik :"Hai Maris pa kabarmu?"   Setelah  tiga puluh menit ada balasan dari Maris : "Baik Is." Setelah itu tanda online di WA Maris tidak ada. Perasaan Ismoko tidak tenang, mau hubungi takut mengganggunya, maka Ia segera melakukan kegiatan untuk membunuh rasa kangenya yang mulai menderanya. Dua hari setelahnya Ismoko menghubungi WA maris dengan mengetik : "Hai Maris lagi apa kamu?"  Di WA Maris ada tanda terbaca tetapi tidak ada jawaban. Hati Ismoko mulai tambah kangen kepada Maris dari hari demi hari. Ismoko secara berkala selalu menghubungi WA Maris namun hasilnya sama, terbaca namun tiada balasan. Pada tingkat kangen yang mendalam Ismoko melawan dirinya sebagai sebuah titik akhir akan rasa sayangnya kepada sebuah Nama yang tatapanya mampu menembus hati dan mengubah hidupnya.  Kiriman WA terakhirnya tertulis :"Maris aku menyerah,  terima kasih atas tatapanmu di Kelas tempo dulu, sebuah tatapan yang menjadi pohon yang susah untuk tercabut dari hatiku, selamat malam ya  Maris."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun