Mohon tunggu...
Joko Ismuhadi
Joko Ismuhadi Mohon Tunggu... Dosen

Joko Ismuhadi Soewarsono is an academic member of the Association of Tax Centers and Tax Academics of All Indonesia (Pertapsi), Association of Indonesian Legal Experts (Perkahi), an experienced tax audit practitioner with an educational background in a financial diploma program specializing in taxation with his latest education as a doctoral candidate in tax accounting and doctorate in tax law.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Transformasi, Bukan Kepunahan: Masa Depan Profesi Akuntan di Era Kecerdasan Buatan

21 Juni 2025   10:57 Diperbarui: 21 Juni 2025   10:57 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika & Penilaian

Pemahaman Regulasi Privasi Data, Mitigasi Bias AI, Penilaian Profesional

Memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab, menjaga integritas data, mempertahankan kepercayaan klien, membuat keputusan etis.

Pembelajaran Berkelanjutan

Adaptasi Cepat, Kemauan Belajar Teknologi Baru, Mengikuti Tren Industri

Tetap relevan di profesi yang berkembang pesat, mengintegrasikan inovasi baru, memanfaatkan peluang karir.

Tantangan dan Peluang dalam Adopsi AI

Meskipun AI menawarkan banyak manfaat transformatif, adopsinya juga menimbulkan tantangan dan peluang baru yang signifikan bagi profesi akuntansi.

Hambatan Adopsi

Beberapa hambatan utama menghambat adopsi AI yang lebih cepat dan luas:

  • Kualitas Data dan Tata Kelola: Salah satu hambatan utama adalah kualitas data yang terbatas dan tata kelola yang tidak jelas. AI sangat bergantung pada data yang bersih, akurat, dan terstruktur; data yang buruk atau tidak lengkap dapat menyebabkan kesalahan yang mahal dan output AI yang tidak dapat diandalkan.
  • Privasi dan Keamanan: Kekhawatiran privasi dan keamanan data sensitif keuangan dan pajak menjadi perhatian utama. Akuntan harus memprioritaskan langkah-langkah privasi data yang ketat, mematuhi kebijakan AI perusahaan, dan tidak pernah membagikan data rahasia dengan platform AI yang tidak aman.
  • Regulasi yang Tidak Konsisten: Pendekatan regulasi terhadap AI bervariasi secara luas di tingkat global, federal, dan negara bagian, menciptakan kerangka aturan yang rumit untuk dinavigasi oleh organisasi. Terlalu banyak regulasi dapat memperlambat kemajuan inovasi, sementara kurangnya regulasi dapat menyebabkan keengganan untuk bereksperimen karena ketidakpastian.
  • Biaya Implementasi: Biaya akuisisi, implementasi, dan pelatihan sistem berbasis AI bisa sangat tinggi, menjadi hambatan bagi firma yang lebih kecil.

Dengan AI yang mengambil alih tugas-tugas rutin dan manual, risiko operasional dalam akuntansi bergeser dari kesalahan manusia langsung (seperti kesalahan ketik atau perhitungan) ke masalah yang lebih kompleks dan sulit dideteksi, seperti kualitas data yang buruk, bias algoritmik, dan 'halusinasi' AI. Ini berarti akuntan harus mengembangkan keahlian baru dalam 'audit AI' -- yaitu kemampuan untuk mengevaluasi validitas input dan output AI, serta memahami dan menguji tata kelola model dan lingkungan kontrol di mana AI beroperasi. Ini adalah area baru yang signifikan untuk spesialisasi dan layanan penjaminan (assurance services) yang akan sangat dibutuhkan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun