Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bang Iwan, Kami Rindu

4 Juni 2020   09:50 Diperbarui: 4 Juni 2020   09:49 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Senayan Post

Tapi sejak negara api menyerang PDI Perjuangan berkuasa, pria yang lahir di Jakarta tanggal 3 September 1961 yang lalu ini mendadak menghilang. Beberpa mengatakan kalau sudah pindah passion menjadi pendaki gunung. Tapi beberapa twit @Iwanfals masih kental dengan corak nuansa politis yang terkesan mendukung apapun kebijakan pemerintah. Dimana Iwan Fals yang dulu?

Sebagai fans garis lentur, saya menyayangkan sikap Iwan Fals. Seniman atau musisi itu laiknya independen seperti ulama. Sehingga bisa bebas berkarya dan tidak terikat oleh tekanan dari pihak tertentu. Gegara arah politik yang sungguh tidak begitu rumit diambil oleh Iwan Fals, sekarang banyak OI yang kecewa dan rindu dengan lagu-lagu gairah perjuangan tempo dulu. Membongkar borok pemerintah, membentokan penguasa rakus, dan memaki tikus-tikus kantor berdasi.

Kami cinta Iwan Fals karena lagu bongkar, bukan karena lagu Ijinkan aku menyayangimu. Kami kagum dengan Iwan Fals tak kala berorasi menyuarakan kebenaran, bukan bungkam karena sudah sejahtera. Kami mengidolai Iwan Fals berduet dengan rakyat dan alam, bukan berduet dengan Noah dan D'Massiv.

Menjadi tokoh atau legenda itu memang susah. Banyak godaannya. Sikap istikamah yang luhur kalau tidak dibarengi ikhtiar juga bisa luntur. Dulu banyak orang takut menyuarakan pendapat, ketika sekarang diberikan kebebasan absolut, bang Iwan malah menghilang. Sekalinya muncul ke permukaan, "Iwan Fals" jadi pencuri motor di Jember.

Masalah moral, masalah akhlak

Biar kami cari sendiri

Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu

Peraturan yang sehat yang kami mau

Periode kedua Bapak Ir. Joko Widodo itu aneh lho bang, masak tidak tergerak hati untuk buat satu lagu saja tentang bedebahnya Indonesia. Hukum yang pilah-pilih, koruptor bak MLM, rakyat miskin yang merajalela, belum lagi pernyataan yang tumpang tindih antar penguasa. Mahasiswa geram, suara keadilan dibungkam, masak bang Iwan masih memincingkan mata?

Saya yakin manusia lulusan IKJ ini mempunyai prinsip-prinsip mendasar tentang sebuah pilihan, apalagi politik yang begitu lekat dengan karya-karyanya. Satu yang saya rindukan adalah keberanian untuk "melawan arus" yang kemudian membuat kagum semua orang yang menyaksikannya. Rela diculik, rela dihukum, dan rela dibunuh untuk menyanyikan lagu atas dasar kejujuran dan kepekaan terhadap negeri.

Iwan Fals, Anda sudah menjadi legenda. Jangan sampai label legenda itu memudar hanya karena kecocokan sikap politik praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun