Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rekayasa Teknologi VS Rekayasa Poto

2 November 2015   16:58 Diperbarui: 2 November 2015   16:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rekayasa......

Jika kita mendengar kata rekayasa, yang muncul di benak pastilah perubahan sesuatu dari aslinya. Rekayasa itu adalah perubahan yang disengaja. Banyak sudah kita temua hasil rekayasa dalam kehidupan sehari-hari. Ada rekayasa yang lebih memberi kemudahan bagi manusia, tapi tak jarang dapat juga mempersulit manusia itu sendiri. 

Dalam bidang pertanian misalnya sering kita dengar rekayasa genetika. Maksudnya, gen tanaman itu direkayasa sedemikian rupa sehingga tercipta satu tanaman yang unggul. Keunggulan dimaksud adalah keunggulan tertentu, misalkan jagung yang tahan serangan ulat. Pernah juga dihebohkan dengan benih jagung hasil rekayasa, yaitu jagung yang tahan terhadap ulat penggerek buah. Dan pegiat lingkungan sangat menentangnya, karena akibatnya keragaman kupu2 tertentu dapat musnah, karena kupu2 berawal dari ulat. Pembuat benih hasil rekayasa, tujuannya adalah untuk meningkatkan kegunaan tanaman tersebut bagi kebutuhan manusia.

Bagaimana dengan rekayasa poto? Belakangan ini muncul dugaan rekayasa poto presidendengan suku anak dalam di provinsi jambi. Entah apa maksud pemutar balikan fakta sesungguhnya dari poto kepala negara dengan suku anak dalam. Yang pasti, akibat dari poto itu, banyak caci maki, dan olok-olok ditujukan kepada kepala negara. Banyak jjga diantara kita yang cenderung percaya sesuatu,tanpamencari sumber sebenarnya.

Entahlah kenapa kita venderung mempercayaiyang belum pastidibaning dengan sumber berita yang pasti. Yang pasti saya tidak tau maksud perekayasa poto presiden dengan siku anak dalam.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun