Mohon tunggu...
Handy Chandra van AB (JBM)
Handy Chandra van AB (JBM) Mohon Tunggu... Konsultan - Maritime || Marketing || Leadership

Badai ide dan opini personal.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Separuh Nafas Hidup Manusia dari Ekosistem Laut

28 Januari 2021   11:46 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:48 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siklus penting di alam berikutnya adalah siklus makanan.

Kita pahami bersama bahwa ikan, udang, cumi, kerang , semua makanan yang enak-enak itu tinggal dipanen dari laut.

Tidak perlu dipupuk, tidak perlu disiangi, tidak perlu dibersihkan dari gulma, tidak perlu diberi pestisida, tidak perlu di kasih pakan seperti ternak ayam, tidak perlu disuntik, tinggal ditangkap/dipanen, lalu dimasak. Selesai.

Itulah yang sering dinamakan sebagai jasa ekosistem, memberi makan, memberi oksigen, memberi kenyamanan, dan jasa-jasa lain yang menguntungkan manusia. Dengan syarat, ekosistem laut terjaga dengan baik, terhindar dari pengrusakan, dan minimalisasi dampak antropogenik. 

Ada 5 jenis ekosistem perairan yang ada di indonesia dari 6 jenis yang ada di dunia:

  1. Eksosistem Pesisir. Pada ekosistem ini, dampak terestrial (daratan) masih kuat terhadap laut & demikian sebaliknya. Beberapa ahli menyederhanakan secara ruang: wilayah pasang-surut, & sempadan pantai. Cirinya: bakau ("mangrove"), "saltmarsh", kepiting, kerang, dll.
  2. Ekosistem Terumbu Karang. Dalam ekosistem ini, pilar utamanya adalah "Zooxanthellae", sejenis alga yang membentuk karang. Wilayahnya lebih dalam ke laut, dimana faktor pasang-surut, suhu perairan & salinitas tidak berubah drastis, seperti di pesisir. Namun demikian, ia diklasifikasikan sebagai hewan ("animalia kingdom"). Ekosistem terumbu karang adalah pilar utama ekosistem perairan laut secara luas, karena terjadi pemijahan, pengasuhan & bio-diversitas terbesar terbentuk. Kehancurannya adalah kematian suplai pakan bagi manusia.
  3. Ekosistem Laut Dalam dan Samudera. Ekosistem ini banyak sekali di Indonesia, seperti di laut Sulawesi, laut Banda, selat Makassar, selat Bali, samudera Pacific & samudera Indonesia. Ciri-ciri umum biotanya adalah ikan-ikan pelagis komersial (Tuna, Tongkol, Cakalang).
  4. Ekosistem Paparan Benua. Ekosistem ini ada di perairan laut Jawa, laut Arafura dan  Natuna Utara. Biota paling banyak adalah udang. Ciri fisiknya suhu & salinitas masih konstan, belum terjadi "thermocline" (turunnya suhu secara drastis, pada kedalaman yang lebih rendah)  & "halocline" (naiknya salinitas secara drastis, pada kedalaman yang lebih rendah) seperti di laut dalam.
  5. Ekosistem Air tawar. Contohnya di danau, sungai, dan daerah rawa.
  6. Ekosistem Kutub (tidak ada di Indonesia).

Situasi 10 tahun lalu masih lebih baik dibandingkan dengan sekarang. Masa kini, laut semakin bersifat asam, sehingga produksi ikan dan hasil laut menurun. Sementara manusia semakin banyak, bertambah 1 miliar orang.

Dalam 5-10 tahun kedepan, diperkirakan akan terjadi perang antar negara memperebutkan makanan dari laut, karena produksi pertanian sudah stagnan (tidak bisa ditingkatkan lagi).

Sebagai contoh adalah kasus pencurian ikan di Laut Natuna Utara. Negara Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia mengirim kapal-kapal ikan untuk mendapatkan makanan dari laut milik Indonesia. Kenapa? karena ekosistem laut Indonesia lebih terpelihara dibandingkan punya negara mereka. Jadi, ikan dan biota lainnya lebih banyak di perairan kita. Ekosistem pesisir dan terumbu karang mereka sudah rusak parah.

Mereka pasti nafsu melihat ikan-ikan kita gemuk-gemuk  dan "seksih-seksih" buat dikunyah. Itu semua karena ekosistem perairan di Indonesia yang terawat, walau rusak sedikit, namun secara total masih baik.

Aksi Nyata dan Mudah Menjaga Ekosistem Laut

Berteori semua orang bisa melakukan. Tetapi bisa bertindak, itu hanya orang-orang bijak dan dewasa mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun