Ada kisah selebritis Youtuber yang ditangkap polisi karena slogan "tapi bo'ong". Dia ditangkap karena melakukan prank (pembohongan yang bersifat lelucon), dengan cara memberikan sembako berisikan sampah. Kisah ini viral karena diunggah di media sosial Youtube dan Instagram.Â
Saya jadi berminat mencari infonya karena ini kejadian pertama di Indonesia. Seorang youtuber (pemilik akun di media sosial youtube yang aktif) berurusan dengan polisi karena isi (content) unggahannya melukai perasaan kemanusiaan.
Prank yang dilakukan terhadap orang miskin sungguh menyakitkan. Sehingga dia dilaporkan ke polisi oleh salah seorang penonton akunnya. Namanya Ferdian Paleka. Dia ditangkap bersama dua (2) rekannya.
Kisah prank dan tipu menipu adalah kisah lama sejak Adam-Hawa hadir di Bumi. Bahkan sampai detik ini juga masih berjalan.Â
Prank dalam dunia finansial juga sering terjadi. Beberapa Minggu lalu, sebuah bank swasta, untuk kali ke-6 datang ke rumah membawa kartu kredit yang tidak pernah saya pesan dan minta dibuatkan secara tertulis. Selalu saya tolak, karena ini pasti jebakan.Â
Jebakan batman kata anak-anak millenial. Sebuah trik untuk menangkap target yang jitu. Sekali menerima kartu kredit (KK) ini, yang tidak pernah dipesan dan didaftarkan sendiri, akan terperosok dan sulit lolos.Â
Ilmu Keuangan Sederhana.
Cerdas Berperilaku ini (menolak kartu kredit yang tidak saya pesan) adalah ilmu dan pengalaman langka. Banyak anak muda dan bahkan beberapa teman  tidak mengetahuinya.
Ada teman yang tujuh (7) tahun lalu pensiun, tapi jadi melarat karena punya lima (5) kartu kredit yang semuanya bermasalah. Banyak juga anak muda yang baru kerja terjebak dengan kartu kredit ini. Terjebak karena sifat konsumtif.
Dari sisi Bank pembuat KK, pemakaiannya akan menambah aktiva (asset) dari bank tersebut. Tetapi, dari sisi konsumen KK, itu menambah utang (liability). Makanya, sebagai konsumen jasa perbankan, kita perlu memahami situasi ini. Jangan cuma mau menikmati beli baju, beli sepatu, beli Laptop, tapi utang kita menggunung, sementara kekayaan kita tidak cukup untuk membayarnya.