Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru Agama Katolik

Saya mempunyai hobi yang salah satunya terkait dengan agama dan kegiatan keagamaan. Hobi saya membaca bukui, berdoa, mengikuti misa, mengajar agama kepada murid-murid saya, dan berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan lainnya dalam kelompok komunitas KKGA PAKat Kabupaten Melawi, Saya juga sebagai ketua Komunitasnya. Saya seorang guru agama Katolik yang menurut saya, saya memiliki kepribadian yang sabar, peduli dengan sesama. Dan selalu bertekun serta bertanggung jawab dalam segala perkara atau tugas yang dilaksanakan. Saya mengajar Mata Pelajaran Agama Katolik di SDN 06 Emang Bemban Kecamatan Pinoh Selatan, Kab. Melawi, Provinsi Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Renungan Harian

26 September 2025   09:55 Diperbarui: 26 September 2025   09:44 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih orang tua adalah anugerah terindah yang menjadi investasi abadi dalam perjalanan hidup setiap anak. Seorang laki-laki paruh baya duduk termenung di depan foto keluarganya, mengenang masa kecil yang penuh kehangatan dan pengorbanan tanpa pamrih dari kedua orang tuanya. Ia sadar bahwa segala yang dimilikinya hari ini berakar dari kasih dan pengorbanan tiada henti yang diberikan sejak dulu, sebuah investasi kasih yang tak ternilai dan terus menghasilkan buah dalam hidupnya.

Kasih orang tua adalah fondasi pertama yang membentuk karakter, nilai, dan pandangan hidup anak. Dalam Amsal 22:6, tertulis, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Kasih dan bimbingan orang tua bukan hanya untuk masa kini, tetapi adalah warisan abadi yang akan terus mempengaruhi anak sepanjang hidupnya. Kasih itu bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan penuh kesabaran, pengorbanan, dan perhatian tanpa batas.

Laki-laki itu mengenang bagaimana orang tuanya rela berjuang keras, melewati lelah dan tantangan demi memberikan yang terbaik untuknya. Kasih mereka tak selalu terlihat dalam kemewahan, tapi terasa nyata dalam kehangatan pelukan, doa yang tiada henti, dan nasihat yang membimbing di saat genting. Seperti tertulis dalam Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu.” Kasih orang tua adalah cermin kasih Tuhan yang mengasihi tanpa syarat.

Memaknai kasih orang tua berarti menghargai segala bentuk pengorbanan dan cinta yang diberikan, sekaligus belajar meneladani kasih yang tulus itu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam surat Efesus 6:2-3, dikatakan, “Hormatilah ayahmu dan ibumu—ini adalah perintah yang utama dengan janji—supaya kamu berbahagia dan panjang umur di bumi.” Menghargai kasih orang tua adalah salah satu kunci keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup.

Namun, kasih orang tua juga mengajarkan kita tentang arti ketulusan dan keikhlasan memberi. Laki-laki itu menyadari bahwa cinta orang tua adalah bentuk investasi tanpa hitung-hitung, tanpa mengharapkan balasan, yang pada akhirnya akan kembali berlipat kepada anak-anaknya dan bahkan generasi penerusnya. Kasih yang diterima dan dipahami dengan benar akan menumbuhkan rasa syukur, menguatkan iman, dan membentuk karakter penuh kasih kepada orang lain.

Dalam perjalanan hidup, mungkin tak jarang terjadi salah paham atau luka antara anak dan orang tua. Namun, dengan kasih yang tulus dan komunikasi yang terbuka, ikatan kasih itu selalu dapat diperbaiki dan diteguhkan kembali. Seperti tertulis dalam Kolose 3:13, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain jika seorang menaruh kesalahan terhadap yang lain.” Kasih orang tua mengajarkan tentang pentingnya pengampunan dalam membangun hubungan yang sehat dan penuh kedamaian.

Renungan ini mengajak kita untuk lebih dalam memaknai kasih orang tua sebagai harta paling berharga dalam hidup. Sudahkah kita menghargai pengorbanan dan cinta mereka? Sudahkah kita menanamkan nilai kasih yang sama dalam keluarga kita sendiri? Kasih orang tua adalah investasi abadi yang hasilnya tidak akan hilang oleh waktu, melainkan terus berbuah dalam kehidupan, baik sekarang maupun masa depan.

Marilah kita jaga dan hargai kasih orang tua dengan sepenuh hati, berbagi kasih yang tulus, serta menyalurkan nilai-nilai kasih itu ke dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Karena melalui memaknai kasih orang tua, kita membangun dasar kehidupan yang kuat, penuh berkat, dan investasi abadi yang akan membawa kedamaian serta kebahagiaan sepanjang hidup.

Tuhan memberkati.

By. Johhan Wahyudi, S. Pd

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun