Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketahuan Merokok Pulang Sekolah (Cerita Anak SMP)

23 Mei 2020   13:26 Diperbarui: 25 Mei 2020   11:06 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://pontianak.tribunnews.com/2016/10/05/duh-tiga-siswa-smp-santai-merokok-di-warung-usai-sarapan-bubur

Orangtua saya turun dan seketika membuka helmnya dan mencoba memukul ke kepala saya dan menyatakan kenapa kamu merokok? Tolong buang rokokmu itu dan jangan coba pulang ke rumah? Setelah itu ada tentara mencoba melerai kami dan seketika orangtua (bapak) saya kesal dengan melanjutkan perjalanannya sedangkan saya tidak ikut beliau. Saya disepanjang perjalanan sungguh takut dan berkhayal hukuman apa yang saya dapatkan dan perkataan "jangan pulang ke rumah".

Saya sebenarnya sudah punya firasat bahwa perilaku saya merokok ini sudah ada yang tidak benar seperti kedai yang menjual rokok sampai tiga kali tidak melayani saya karena alasan habis dan pemilik kedai tidak ada. Saya begitu takut saat itu tapi dengan modal nekat saya tetap pulang dan teman-teman saya pun saat itu menasehati saya agar pulang. Saya terakhir pulang kerumah dengan naik angkot dan saat itu sekitar 20 menit saya tiba di rumah.

Setiba di rumah, apakah yang terjadi?

Setiba dirumah saya disidang oleh orangtua saya, kali Bapak dan Ibu saya menginterogasi saya. Banyak nasehat dan terkadang rasa marah yang dilampiaskan ke saya. Saat itu saya hanya diam karena memang saya salah, dan berita saya merokok tersebar ke tetangga saya yang membuat saya malu saat itu. Setelah diinterogasi selama 30 menit, saya hanya diam dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan merokok lagi dan saya sadar dan mengakui bahwa tindakan saya itu salah. Saat itu juga orangtua saya memberi sanksi atau hukuman kepada saya terkait pemberian uang jajan. Saat itu di usia saya, uang jajan saya kalau kategori saat itu cukup karena dari uang jajan biasanya saya bisa makan satu mangkok bakso. Selanjutnya saya menjalani hukuman dengan pengetatann terhadap uang jajan dari orangtua saya. 

Dampak positif?

Saat itu saya sangat benci ketika dihukum oleh orangtua saya terlebih tersiar sampai satu kampung. Tetapi perlahan-lahan ketika waktu berjalan lama, saya mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya terkait nasehat mereka dan mungkin itulah cara Tuhan untuk menegor umatnya (saya) agar tidak merokok lagi karena saya masih sangat muda saat itu (duduk dibangku SMP).

Dan saya saat itu dengan nekat yang kuat berhasil tidak pernah lagi melakukan merokok hingga sampai sekarang. Demikian cerita saya ini dapat menginspirasi teman-teman dan semoga bermanfaat terkhusus kepada orangtua yang memiliki anak SMP.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah masa remaja adalah masa yang labil, keinginan untuk melakukan tindakan yang tidak baik sangat tinggi, peran orangtua sangat diperlukan . Diperlukan juga pengawasan orangtua secara khusus lingkungan anak yang sangat berpotensi mempengaruhi perilaku tidak baik kedepannya (saya adalah sebagai contoh) dan hukuman yang mendidik layak diterapkan jika benar-benar sang anak melakukan kesalahan. 

Sumber foto: https://pontianak.tribunnews.com/2016/10/05/duh-tiga-siswa-smp-santai-merokok-di-warung-usai-sarapan-bubur
Sumber foto: https://pontianak.tribunnews.com/2016/10/05/duh-tiga-siswa-smp-santai-merokok-di-warung-usai-sarapan-bubur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun