Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Mengapa WhatsApp Terpaksa "Jual Data" ke Facebook?

7 Januari 2021   21:31 Diperbarui: 8 Januari 2021   22:05 7636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Akuisisi WhatsApp - infoziant.com

Notifikasi tentang pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi baru dari aplikasi WhatsApp yang saya lihat pagi ini cukup mengagetkan. Setelah bangun tidur dan tanpa sengaja saya menekan tombol not now karena saya belum bisa memutuskan langkah apa yang sebaiknya saya ambil dengan matang dan dalam kesadaran penuh (seolah nyawa belum kumpul semua heheee).

Saya kembali fokus melihat pesan-pesan terkait pekerjaan kantor hari ini. Mencari link untuk survey kondisi kesahatan yang memang rutin saya lakukan setiap pagi. 

Siang hari ketika jam istrirahat saya coba baca artikel dari Galuh Putri Riyanto berjudul "WhatsApp Beri Syarat Pemakaian Baru Hari Ini, Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?". Dari situ saya teringat beberapa hal terkait WhatsApp.

Komitmen Tanpa Iklan

Pendiri whatsApp yaitu Jan Koum dan Brian Acton memang tidak menyukai iklan. Untuk itu mereka berkomitmen untuk tidak memasang iklan di aplikasi whatsApp. 

20 tahun mereka bekerja di Yahoo dan berkutat dengan iklan nampaknya memberikan semangat tersendiri untuk bisa menyediakan layanan yang diharapkan bisa disukai semua orang karena bebas iklan.

WhatsApp bisa bertahan bersaing dengan Blackberry Messenger, terus berkembang dan akhirnya dibeli oleh Facebook. Keputusan yang menurut saya agak konyol karena sebagaimana kita ketahui bahwa sebenarnya Facebook adalah salah satu kerajaan iklan selain Google dan beberapa raksasa teknologi lainnya. Kog bisa bisanya membeli whatsApp yang jelas-jelas values nya adalah tanpa iklan?

Kekonyolan selanjutnya adalah fakta bahwa Brian Acton pernah melamar bekerja di Facebook tahun 2009 namun lamarannya ditolak. Namun 4 tahun setelahnya Facebook merogoh kocek agak dalam karena membeli WhatsApp ciptaan Jan Koum dan Brian Acton senilai 19 Miliar Dollar AS atau setara 267 Triliun Rupiah.

Alasan Menjual Data ke Facebook

Menurut analisa pribadi saya, ini adalah jalan terjal yang harus ditempuh oleh Facebook paska ditinggal oleh pendiri whatsApp. Langkah ini terpaksa diambil untuk menggantikan sejumlah besar uang yang Facebookk telah keluarkan untuk akuisisi whatsApp.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan iklan di Facebook dan Instagram luar biasa besarnya. Jika dibandingkan dengan pola monetisasi yang ada sekarang nampaknya memang hasilnya masih kurang memuaskan. 

Namun apabila whatsApp dipasangi iklan, mungkin saja para penggunanya akan beralih ke platform lain seperti Telegram. Waktu opening whatsapp menampilkan logo Facebook saja sudah mendatangkan reaksii negatif dari netizen diseluruh dunia apalagi kalau whatsApp sampai memunculkan iklan. Pasti Telegram akan mendapatkan berkah tersendiri kalau keputusan itu jadi diambil.

Dampak Bagi Pengguna WhatsApp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun