Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Saat Dievaluasi Larangan Suporter Tim Tamu ke Laga Tandang

19 Januari 2024   17:38 Diperbarui: 19 Januari 2024   17:42 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Persebaya Surabaya dan pendukungnya, Bonek (Foto : persebaya.id)

Kompetisi Liga 1 dan 2 musim 2023/2024 membuat PSSI panen rupiah dengan kerja Komite Disiplin (Komdis) yang gerak cepat menjatuhkan denda kepada klub. Denda itu diterima klub yang kesusupan suporter tim tamu, dan klub yang suporternya nekad menyaksikan laga tandang (away).

Larangan suporter tim tamu menyaksikan laga tandang diberlakukan oleh PSSI sejak musim 2023/2024 yang berlaku selama dua musim kompetisi.

Dasar  peraturan itu adalah atas permintaan FIFA dalam kaitan "transformasi sepakbola Indonesia". Jargon atas nama transisi itu kerap dibawakan oleh Erick Thohir.

PSSI sendiri melalui anggota Exco, Arya Sinulingga angkat bicara tentang protes yang dilakukan klub terkait pelarangan suporter tim tamu. Ia mengatakan, hal itu merupakan kesepakatan antara PSSI dengan FIFA.

Arya menjelaskan, regulasi tanpa suporter away dilakukan agar FIFA memperbolehkan kompetisi di Indonesia berjalan.

"Salah satu syaratnya kita bisa melakukan kompetisi, diakui kompetisi kita, dan berjalan sesuai dengan yang kita mau dengan syarat penonton away tak boleh datang," jelasnya.


Ia mengatakan bahwa klub-klub di Indonesia, termasuk Persebaya, sejatinya telah mengetahui mengenai peraturan laga tanpa suporter tim tamu.

"Mengenai away, kita sudah lama bicarakan dan klub juga sudah tahu away itu tidak boleh karena kita masih dalam pengawasan FIFA," tutur Arya kepada Kompas.com.

Namun, pengamat sepak bola Tanah Air, Akmal Marhali justeru mempertanyakan mengenai kesepakatan antara PSSI dan FIFA soal penerapan aturan larangan suporter tim tamu.

Menurut Akmal Marhali, jika memang ada kesepakatan antara PSSI dan FIFA, semestinya terdapat rilis resmi.

"Tidak ada seperti itu. Menurut saya, ini hanya gertakan. Kalau menurut saya FIFA mengeluarkan keputusan dari kasus Kanjuruhan itu sudah ada dikeluarkan lewat pengumuman resmi," ungkap Akmal Marhali kepada Kompas.com.


Protes

Meski begitu, denda karena adanya suporter tim tamu juga membuat klub-klub meradang dan melayangkan protes.

Beberapa klub seperti Persebaya Surabaya, Persis Solo, hingga PSIS Semarang telah mengungkapkan kritiknya secara terbuka. Mereka sama-sama mengaku tidak pernah ada sosialisasi terkait teknis dari pihak PT LIB maupun PSSI guna mengantisipasi kehadiran suporter lawan.

Kritik pedas disampaikan oleh Direktur Persebaya, Candra Wahyudi dengan menyebut bahwa aturan itu tidak masuk akal.

"Aturan larangan kehadiran suporter tamu memang memantik kontroversi. PSSI berkilah regulasi ini adalah bagian dari transformasi sepak bola setelah Tragedi Kanjuruhan,"

"Harapannya, pertandingan jadi lebih kondusif. Tapi, aturan itu hanya sebatas deretan huruf yang terangkai menjadi kata-kata saja. Tidak ada teknis lebih detail saat mengaplikasikan di lapangan," kata Candra di laman klub.

Panennya PSSI dari denda akibat adanya suporter tim tamu yang berhasil masuk ke stadio bisa dilihat dari Keputusan Komdis pada Juli 2023 lalu. Beberapa klub mendapat imbas, masing-masing kena denda yang jumlahnya sama yakni Rp25 juta.

Nilai denda itu belum dihitung dari pelanggaran lainnya, seperti kartu kuning atau merah, pemain yang menciderai lawan dan sebagainya.

Pada Juli 2023 lalu PSS Sleman dan Persita Tangerang dikenai denda masing-masing Rp 25 juta, dianggap gagal mengantisipasi kehadiran suporter.

Diketahui, suporter PSIS Semarang berhasil masuk stadion untuk mendukung tim kesayangannya di Stadion Maguwoharjo. Sedangkan suporter Persija hadir di kandang Persita Tangerang

Suporter PSS Sleman masuk stadion Jatidiri Semarang dan terlibat kerusuhan dengan suporter PSIS Semarang (Foto : Istimewa)
Suporter PSS Sleman masuk stadion Jatidiri Semarang dan terlibat kerusuhan dengan suporter PSIS Semarang (Foto : Istimewa)
Sedangkan Persija dan PSIS Semarang juga mendapat sanksi sama jumlahnya, Rp 25 juta dengan alasan gagal mencegah pendukungnya hadir di laga tandang.

PSIS Semarang malah dua kali terkena bulan itu, saat menjamu Persebaya Surabaya pada 16 Juli 2023 di Stadion Jatidiri Semarang. Tentu Persebaya pun juga kena denda dengan jumlah yang sama.

Bahkan saat menjamu PSS Sleman di Stadion Jatidiri Semarang pada 3 Desember 2023, dengan adanya suporter lawan yang datang, klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar harus menerima sanksi berat. Komdis menjatuhkan hukuman pertandingan tanpa penonton hingga akhir musim kompetisi.

Sanksi yang membuat CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi meradang dan mengajukan banding. Hukuman itu akhirnya dibatalkan, digantikan dengan penutupan sebagian stadion (tribun utara) dalam menyelenggarakan pertandingan saat menjadi tuan rumah Kompetisi berakhir

Persik Kediri juga kena denda akibat adanya suporter Arema FC bisa masuk ke stadion dalam laga 15 Juli 2023. Kedua suporter terlibat dalam perkelahian di tribun timur.

"Sudah Rp70 juta denda yang diterima oleh Persik akibat adanya suporter tim tamu yang berhasil masuk ke stadion," ujar Media Officer Persik Kediri, Haryanto saat dihubungi baru-baru ini.


Konyol

Larangan itu sendiri sedari awal sudah mengundang protes dari suporter yang ingin memberikan dukungan langsung ke tim kesayangannya saat laga tandang.

Seperti disampaikan koordinator Green Nord, Husin Ghozali yang menilai PSSI sekarang semakin tidak masuk akal.

"Tidak ada yang bisa memastikan bahwa itu suporter yang datang memang Bonek. Buat kami, regulasi ini konyol," kata Husin Ghozali, koordinator Green Nord.

Saat Bonek hadir dalam laga away Persebaya Surabaya ke markas PSIS, di Stadion Jatidiri Semarang, 16 Juli 2023 mereka akur satu tribun.

"Sepak bola itu menyatukan, bukan menceraiberaikan. Kalau ada suporter yang datang baik-baik di markas tim lawan, malah dilarang. PSSI harus tahu bahwa suporter Indonesia sekarang semakin cerdas, malah mau dibodohi," kata Husin.

Sedangkan Suporter Medan Cinta Kinantan (SmecCK), pendukung PSMS Medan yang berlaga di Liga 2 menilai, Keputusan melarang suporter tim tamu ke stadion merupakan langkah kurang tepat.

Ketua Umum SMeCK, Lauren, menyebutkan hanya 25 orang suporter tim tamu yang diperbolehkan datang ke stadion. Hal itu menurutnya malah berpeluang menimbulkan benih-benih kericuhan.

"Ini jadi rancu, semua tim punya basis suporter masing-masing. Kalau suporter datang ke stadion dengan atribut suporter, kami bisa memberikan imbauan untuk tidak berbuat onar. Tapi kalau datang ke stadion pakai pakaian biasa, di situ lah biasanya awal permasalahan timbul."

"Dalang yang menyebabkan suporter klub Liga 2 terkena imbas seperti ini kan dari liga lain, jadi kami tak setuju dengan keputusan PT LIB ini," tegasnya.

PSMS Medan juga melayangka protesnya. Di tiga tim Liga 2 yakni  PSMS Medan, Sada Sumut FC hingga PSDS Deliserdang berada di satu kepolisian daerah yang sama, Polda Sumatera Utara.


Himbauan suporter tim tamu tidak hadir di lapangan (Foto : PSIS Semarang)
Himbauan suporter tim tamu tidak hadir di lapangan (Foto : PSIS Semarang)
Mengurangi Stress

Larangan suporter tamu menyaksikan laga akhirnya menjadi dua mata pisau yang merugikan klub. Tak hanya terkena denda jika ada suporter tim tamu datang, dan mudah masuk ke stadion tanpa mengenakan atribut, tapi juga mengurangi pemasukan bagi klub.

Big match merupakan pemasukan besar bagi klub tuan rumah. Semisal tiket termurah Rp 35.000, dengan kapasitas terisi 20.000 (dengan pembatasan tiket), setidaknya meraup angka bersih Rp 500 Juta.

Jika tanpa suporter tim tamu, ada yang terasa kurang meski tim tuan rumah mampu memetic kemenangan atau berakhir draw.

Nekadnya suporter tim tamu datang, pada satu sisi menunjukkan fanatisme dukungan. Pada sisi lain, mereka membutuhkan pelepasan dari kepenatan hidup.

Penelitian dari University of Alabama mengatakan, menonton pertandingan sepakbola mampu mengendalikan otak dari gejala stres. Hormon stres dari tubuh bisa terlepas secara perlahan, karena otak dan tubuh mendambakan kesenangan dan bereaksi positif ketika menonton pertandingan sepakbola.

Selain itu, mendapati tim favoritnya menang juga dapat mengurangi tekanan darah dan memberikan dorongan psikologis selama beberapa hari. Hal tersebut sangat baik untuk kesehatan tubuh dan pikiran.

Kini tak hanya suporter yang stress tapi juga klub karena makin kesulitan mendapat pemasukan dari sponsor. Subsidi dari PT LIB pun terus berkurang, antara lain dipotong dengan adanya suporter tim tamu masuk menyaksikan laga.

Bagaimana tim tuan rumah bisa mencegah suporter tim tamu tidak masuk stadion?. Jika dengan menggunakan cara pencegahan tempat tinggal di KTP, suporter tim tamu bisa menggunakan identitas warga setempat.

PSSI terlalu menganggap enteng permasalahan teknis di lapangan. Ujung-ujungnya klub tuan rumah yang disalahkan karena dianggap tidak mampu melakukan pencegahan suporter tim tamu.

Ketika terjadi kerusuhan, seperti saat suporter PSS Sleman datang ke StadioN Jatidiri Semarang,PSIS Semarang yang ketiban sial dengan hukuman berat yakni larangan penonton hingga akhir musim. Hukuman yang akhirnya dibatalkan, diganti penutupan tribun utara.

"Yang kami sesalkan, kami itu justru jadi korban disini, kenapa justru dihukum seberat itu," kata CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi awal Desember 2023 usai hukuman itu dijatuhkan oleh Komdis PSSI.

Sudah saatnya PSSI berani mengevaluasi keputusannya sendiri. Jangankan larangan bagi suporter tamu selama dua musim, separuh musim saja sudah mengundang protes.

Klub-klub pun juga harus lebih berani bersuara, seperti yang ditunjukkan oleh Persebaya. Berbagai cara bisa dilakukan untuk bersikap, dan pasti didukung oleh para suporternya.

PSSI bisa memberikan peringatan kepada para suporter tim tamu, bahwa jika sampai menimbulkan kerusuhan maka larangan menyaksikan laga tandang akan diberlakukan kembali.

Sembari menghitung kelonggaran bagi suporter tamu, PSSI juga harus menunjukkan keseriusannya membenahi kinerja wasit. Separuh musim yang baru usai memperlihatkan betapa memprihatinkannya kualitas wasit.

Apalagi Ketua Komite Wasit adalah Erick Thohir sendiri, yang juga dalam visi misi saat pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum PSSi mengusung soal pembenahan kinerja wasit. Mungkin kesibukannya sebagai Menteri BUMN, sempat dikaitkan jadi calon wakil presiden dan pujian FIFA atas pelaksanaan Piala Dunia U-17 membuatnya lupa.***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun