Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kahudi Banyak Belajar dan Berutang pada Sepak Bola

21 Mei 2022   06:29 Diperbarui: 25 Mei 2022   09:49 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kahudi Wahyu Widodo (Foto : Facebook Maguwoharjo Football Park)

Saat masih menjadi pemain, stopper andalan PSS Sleman di era 2000-2005 ini juga tak meninggalkan jenjang pendidikan, tak sekedar mengandalkan penghasilan sebagai pemain. Dua gelar diraihnya, Sarjana Teknik Geologi pada 2001 dan Magister Lingkungan Tambang (2004), semuanya dari UPN Yogyakarta.

Di sela-sela waktu luangnya sebagai mahasiswa, ia berbaur dengan rekan sejurusannya bermain sepak bola di lapangan kampus. Dalam periode tertentu, Kahudi bersama tim fakulutasnya bertanding dengan fakultas lain.

Meningkatnya permainan Kahudi berbuah tawaran mengikuti seleksi di PSS Sleman dan resmi masuk tim pada 1999. Meski begitu perjalanannya tak selalu mulus. Di musim pertamanya di PSS, Kahudi lebih banyak duduk di bangku cadangan.

Saat tiba kesempatan untuk debut bersama klub berjuluk Super Elang Jawa menghadapi PSM Makassar ia langsung mendapat tugas berat, yang membuatnya sulit tidur karena stress. Pelatih PSS saat itu, Suharno memberi tugas agar mematikan Gerakan Kurniawan Dwi Yulianto, striker timnas yang terkenal dengan kelincahannya.

Meski akhirnya kalah 0-1 lewat gol penyerang PSM, Rahman Usman namun Kahudi berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Kenangan tak terlupakan, tambahnya.

Sosoknya yang terkenal disiplin dan lugas dianggap sebagai salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki tim Super Elang Jawa

Tawaran pekerjaan di luar sepak bola bukannya tidak ada, bahkan menggiurkan. Seperti kesempatan untuk untuk ikut tes di Pertamina pada 2010. Ajakan kakaknya itu ditolaknya. Baginya sepak bola sudah jadi jalan hidupnya meski tak lagi menjadi pilar pertahanan yang tangguh.

"Saya belajar banyak tentang kehidupan dari sepak bola. Tidak bisa lepas dari situ, dan tidak berpikir bekerja di luar itu juga,"tegas Kahudi yang pernah memperkuat PSIS Semarang dan Persikabo. Di bidang kepelatihan Kahudi pernah menangani Sragen United (2017), Persibangga Purbalingga (2018) dan menjadi Asisten Pelatih Persis Solo (2018-2020).

Bagi Kahudi yang menganggap apa yang telah dicapainya merupakan kemurahan hati Tuhan, seorang pemain harus mulai memikirkan apa yang nanti dilakoni usai gantung sepatu.

Kahudi saat memberi arahan ke pemain Persis Solo. (Foto : Istimewa)
Kahudi saat memberi arahan ke pemain Persis Solo. (Foto : Istimewa)
"Analoginya, dalam sepak bola ada fase menyerang, transisi dan bertahan. Menyerang itu adalah saat pemain masih aktif bermain, sedangkan transisi itu persiapan menata hari esok misalnya menyiapkan bisnis atau membeli tanah. 

Bertahan adalah menjalani hari-hari usai gantung sepatu dan melakoni bidang baru dengan modal yang ada di fase transisi,"tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun