Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memoles Bibir dan Teladan

15 Desember 2017   14:39 Diperbarui: 15 Desember 2017   14:48 2918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : www.liputan6.com

Tak ada yang salah saat seseorang mempercantik diri agar terjaga penampilannya. Apalagi ia figur masyarakat, tentu ingin dilihat tampil rapi, percaya diri dan menawan. Sah-sah saja.

Persoalannya menjadi lain jika seorang pejabat pemerintah memoles diri di depan wartawan saat berlangsung sesi wawancara. Itu yang dilakukan Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta ketika mendampingi Gubernur Anies Baswedan, 12 Desember 2017 lalu.

Saat itu, Sandiaga yang berdiri di samping Anies dan menyimak pertanyaan wartawan, tiba-tiba memegang sesuatu yang dioleskan di bibirnya. Ternyata pelembab bibir (lip balm) dengan kemasan warna putih. Dengan santainya Sandiaga memoles pelembab itu.

Berita itu ada yang menganggapnya remeh, Wagub punya hak memoles bibirnya agar tak kering, jadi berlebihan jika menilai itu salah. Tapi lebih banyak yang merasa tindakan itu tidak pantas dilakukan di depan publik, di saat berlangsung sesi wawancara.

Apapun kedekatan hubungan Sandiaga dengan Anies, tapi saat itu situasinya di depan publik. Gubernur sedang menjawab pertanyaan pers, dan tidak bisa sang wakil dengan seenaknya memoles bibirnya. 

Tindakan itu mengesankan ia tidak menghargai Anies yang jabatannya lebih tinggi. Mungkin tak apa bagi sang gubernur tapi kewibawaannya bisa merosot hanya karena hal sepele itu. Bisa jadi preseden buruk.

Apakah Sandiaga menerima dan menganggap wajar, jika suatu saat bertemu para walikota, camat dan lurah, lalu ada perempuan yang dengan tenangnya memoleskan lipstik di bibirnya?. Sedang lainnya ada yang berbedakan karena merasa wajahnya kusam setelah menempuh perjalanan ke tempat pertemuan.

Beruntunglah Sandiaga yang ia dampingi itu bukan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat berpidato sempat memarahi tiga perwira yang asyik mengobrol. Bahkan anak TK pun ia tegur karena dilihatnya tertidur.

Beruntung juga Sandiaga bukan sedang mendengarkan pidato Komandan Distrik Militer 0720 Rembang Letkol Inf Darmawan Setiady, yang menampar seorang kepala desa. Insiden itu terjadi pada 10 November 2017 di Pendopo Museum RA Kartini Rembang. Darmawan merasa disepelekan, lalu memanggil Hilaludin ke depandan langsung menampar pipi kiri kades tersebut. 

Bisa jadi Sandiaga percaya pada suatu studi yang pernah dilakukan oleh Brian Spisak dan rekan-rekannya dari VU University, Amsterdam yang mempelajari preferensi implisit amengenai sifat seorang pemimpin. Hasilnya, pemimpin yang aspiratif dan memiliki banyak pendukung adalah mereka yang memiliki penampilan sehat.

Tak heran jika banyak politikus dan pemimpin eksekutif rela menghabiskan uang serta waktu untuk mendapatkan penampilan diri terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun