Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pak Sapardi Djoko Damono!

19 Juli 2020   12:32 Diperbarui: 19 Juli 2020   12:57 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapardi Djoko Damono (sumber:kompas.com)

Dunia sastra Indonesia dilanda duka nestapa. Hari ini diberitakan sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia.

Berita yang dirilis kompas.com dengan tajuk 'Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia' menuliskan sastrawan Indonesia SDD meninggal dunia pada minggu (19/7/2020) pukul 09.17 di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Berita dukacita ini dibenarkan oleh Amelia Lusia, kepala Biro Humas dan Kantor Informasi Publik Universitas Indonesia.

Penyebab kematiannya belum diketahui dan sedang ditelusuri kompas.com.

Sebagai salah seorang kompasianer yang meminati dunia sastra, saya terkejut membaca berita meninggalnya pak Sapardi Djoko Damono. Pasalnya, saya menyukai karya-karya puisi beliau ketika berlangganan majalah sastra Horison dimana puisi-puisinya di tulis bersama sastrawan lainnya: Sutardji C B, Goenawan Mohamad, Sitor Situmorang. 

Siapakah sosok sastrawan Sapardi Djoko Damono (SDD)?  

SDD dilahirkan di Surakarta 20 Maret 1940. Beliau bukan hanya sebagai sastrawan Indonesia terkenal namun juga seorang akademisi. Pernah menjabat dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta periode 1999-2004.

Puisi-puisinya yang terkenal antara lain: Hujan Di Bulan Juni, Aku Ingin, Yang Fana Adalah Waktu.

Suatu hal yang menarik juga, SDD pernah ikut main film yang diangkat dari novel karyanya Hujan Di Bulan Juni berperan sebagai ayah dari tokoh utama, Sarwono yang diperankan Adipati Dolken.

Saya terkesan dengan puisinya berjudul:'Yang Fana Adalah Waktu' dan 'Pada Suatu Hari Nanti'.

Inilah kedua puisi itu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun