Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejenak Mengenal Sosok Sastrawan Sangihe yang Terlupakan, Laurens Koster Bohang: Sang Mentor dari Timur

5 Juli 2020   09:48 Diperbarui: 5 Juli 2020   17:30 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
L K Bohang (sumber: barta1.com)

Di kompasiana kita bisa menyimak karya karya tulisan berupa puisi. Karya yang menarik dan enak di baca. Saya termasuk kompasianer yang jarang menuliskan puisi namun gemar menikmati puisi karya karya kompasianer.

Saya menganggap puisi itu sebagai ungkapan perasaan hati terdalam penciptanya yang dituangkan dalam kata-kata. Sejak dahulu ketika masih kuliah saya suka membeli majalah HORISON dan menyimak tulisan-tulisan penyair Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bahri, Sitor Situmorang, Goenawan Mohamad dan lain lain.

Betapa nikmatnya membaca puisi-puisi karya penyair, antara lain sebuah karya Sutardji Calzoum Bahri berjudul "Jadi". 

Jadi

Tidak setiap derita, jadi luka
Tidak setiap sepi, jadi duri
Tidak semua tahu, jadi makna
Tidak semua makna, jadi ragu
Tidak semua jawab, jadi sebab
Tidak semua jangan, jadi pegang
Tidak semua kabar, jadi tahu
Tidak semua luka, jadi kaca
Memandang Kau, pada wajahku!

Saya anggap puisi ini menarik, inspiratif dan enak disimak secara mendalam. 

Nah, dunia kepenyairan memang menarik. Inilah yang mendorong saya menelusuri penyair-penyair yang pernah ada dan berperan di negeri ini.

Salah seorang penyair atau sastrawan di negeri ini bernama Laurens Koster Bohang (LKB). Nama yang kurang di kenal alias tidak populer dibandingkan penyair se angkatannya. Bahkan pernah di tulis LKB, seorang sastrawan yang terlupakan! Simak informasi tersebut di sini: barta1.com.

LKB tidak setenar Chairil Anwar yang populer dengan puisinya AKU. Padahal para pengamat sastra menulis LKB sahabat dekat  dan boleh di bilang menjadi mentor Chairil Anwar. Hal ini boleh disimak di sini: barta1.com

Kedekatan LKB dengan Chairil Anwar sehingga Chairil Anwar pernah menulis sebuah puisi berjudul: Kepada Penyair Bohang...

Alinea terakhir puisi ini begini:

.................
Bohang,
Jauh didasar jiwamu
Bertampuk satu dunia
Menguyup rintik satu satu
Kaca dari dirimu pula

Selengkapnya dapat disimak di sini. 

LKB seorang penyair kelahiran kepulauan Sangihe tahun 1913 dan meninggal dalam usia muda pada 14 Februari 1945. Seorang penyair, pengarang cerpen dan esei Indonesia yang terlupakan. Eseinya yang terkenal mengenai penyair Indonesia Amir Hamzah dan cerpen Setangkai Kembang Melati.

LKB dikenal pula sebagai sosok penyabar dan rendah hati serta menginspirasi di kalangan penyair pada zamannya. Sering menggunakan nama samaran Airani Molito, nama perempuan.

Nah, tulisan ini semoga dapat menginspirasi kita sebagai kompasianer di Kompasiana. Mungkin saja kita akan mengalami nasib seperti LKB dan akan di sebut sebagai Kompasianer yang terlupakan. Terlupakan karena tulisan tulisan kita yang tidak begitu populer dan sering terabaikan karena kurang menarik.

Namun demikian, optimisme harus kita selalu miliki dan tetap berfikir positif. Belajarlah dari penyair LKB yang walaupun terlupakan namun karya dan perannya akan selalu abadi dan dikenang sebagai pribadi yang rendah hati dan penyabar. Ia juga disebut Mentor dari Timur!!!

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Salam Inspiratif.

Salam Kompasiana.

Manado 05072020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun