Mohon tunggu...
johanes jonaz
johanes jonaz Mohon Tunggu... -

just an ordinary traveller

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bagi yang Akan Membina Keluarga

9 November 2015   09:50 Diperbarui: 9 November 2015   10:52 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya mencoba merenung setelah beberapa kali membaca kasus yang marak terjadi pada ABG-ABG di Indonesia. Beredarnya video porno viral melalui ponsel, fenomena cabe-cabean, curas, tawuran, alkohol dan narkoba, pelacuran, dan masih banyak lagi.

Anak-anak yang lahir dalam keluarga yang kurang bekal akan menjadi pribadi yang kerdil jiwanya. Bayangkan jika anda berumur 25 tahun namun tidak bisa memutuskan yang baik untuk diri Anda sendiri, tidak bisa memprediksi konsekuensi tindakan yang diambil, bahkan tidak bisa menjalaninya. Menakutkan bukan? Ini yang terjadi pada fenomena anak-anak alay. Mereka hanya bisa ikut-ikutan, tidak bisa memilih untuk diri mereka sendiri, selalu bilang terserah, malas mikir.  

Anak jaman sekarang umur psikisnya jauh di bawah umur biologisnya. Sering kita jumpai anak-anak ABG suka bilang “ciyus”. ‘miyapah” dan sebagainya. Mereka pikir dengan bilang “ciyus”, “miyapah” mereka terlihat keren dan tidak ketinggalan jaman. Namun sebenarnya ini membuktikan bahwa perilaku mereka menunjukkan kematangan psikologis yang tidak sejalan dengan kematangan biologis. 

Sekarang muncul istilah cabe-cabean seiring dengan maraknya gank motor di kota-kota besar. Cabe-cabean mengacu pada remaja putri yang melengkapi anggota gank motor tersebut. Fungsinya adalah sebagai pelayan pengendara motor, mulai dari urusan remeh sampe ke urusan seks. Cabe-cabean ini sangat dependen, tidak mempunyai pendirian, irasional dan haus pengakuan dan kasih sayang. 

 

Fatherless Family.

Mari kita lihat dua keluarga, A dan B yang masing-masing mempunyai 2 anak remaja, seorang putra dan seorang putri. Ketika si putri dari keluarga A dan B ditanya dengan siapa dia akan menikah kelak? Putri keluarga A dengan percaya diri berkata bahwa dia akan menikah dengan laki-laki yang seperti ayahnya. Sedangkan putri keluarga B, menjawab dengan malu-malu dan mengangkat bahu. Saat putra keluarga A ditanya ingin menjadi apa dirinya kelak, dengan tegas putra keluarga A menjawab secara spesifik ingin menjadi apa. Lain dengan putra keluarga B, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama dia tidak bisa menjawab, bahkan bilang; terserah ibu. Apa yang sebenarnya terjadi?

Ada pula sorang anak yang selalu menempel pada ibunya, tidak bisa ditinggal sedetik pun saat masuk sekolah pada hari pertama. Lingkunan baru membuatnya merasa tidak aman dan dirinya merasa terancam, tidak seperti rumah. Tidak bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan baik saat masuk ke lingkungan baru. Sangat merepotkan bukan?

Fatherless Country adalah sebutan untuk bangsa yang kehilangan peran ayah dalam keluarga dalam masyarakatnya. Bila disensus, prosentase keluarga lengkap mendominasi namun fungsi ayah tidak berjalan dengan baik. Indonesia adalah salah satunya.

Fungsi ayah secara psikologis dalam keluarga sangat ksrusial dalam membangun rasa percaya diri anak. Anak yang dekat dengan ayahnya kebanyakan menjadi pribadi yang percaya diri dan adaptif. Sebagai seorang pencari nafkah, otomatis kehadiran ayah jarang terlihat dalam keluarga sehingga frekuensi interaksi anatara anak dan ayah sangat minim, bisa jadi ini adalah konsekuensi negatif dalam keluarga. Namun, jika ayah bisa memfungsikan diri dengan baik, kondisi ini bisa menjadi hal yang sangat menguntungkan. Ayah bukan lagi sosok yang misterius. Dengan berbagi cerita dan pengalaman yang terjadi selama si ayah berada di luar rumah, si anak akan menyimpulkan bahwa dunia luar aman baginya dengan segala petualangan dan pengalaman yang seru. Ayah mereka adalah buktinya, meskipun waktunya tersita banyak di luar rumah, namun selalu kembali ke rumah dengan selamat dan cerita yang menarik. Rasa percaya diri mereka otomatis terbentuk.

Pria dilahirkan sebagai sosok yang menyukai tantangan. Ini bisa dijadikan stimulus yang baik untuk anak agar menjadi pribadi yang siap menjalani hidupnya. Pagi hari adalah saat anak-anak memulai menjalani kehidupannya, motivasi dan semangat sangat dibutuhkan bagi sang anak. Anak yg dibangunkan oleh ayahnya secara tidak sadar akan menciptakan pemikiran di alam bawah sadarnya bahwa hari ini pasti ada sesuatu yang menarik, akan ada petualangan baru, tantangan yang akan ditaklukkannya. Lain halnya jika dibangunkan oleh ibu, mereka akan berpikir hari ini adalah waktunya urusan domestik.

Anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang. Tidak ada salahnya jika si ayah mengungkapkan dasa sayangnya dengan kata-kata. “Betapa ayah sangat sayang denganmu”, atau “Kamu adalah permata ayah”. Jika semua rasa sayang ini terpenuhi, niscaya anak-anak akan tumbuh menjadi pria-pria penyayang dan perempuan-perempuan yang tidak haus kasih sayang, tidak mudah menyerah saat ada krisis kasih sayang. Jika tidak terpenuhi, mereka akan tumbuh menjadi iindividu yang kurang afeksi; menjadi pria kasar dan perempuan yang dengan mudah takluk dengan rayuan laki-laki atau mudah menyerah dalam pernikahan. Jangan heran bila nanti video porno dirinya tersebar dalam HP. 

Ayah seharusnya tahu dengan benar perkembangan biologis dan psikis anak-anak mereka. Kapan mereka akil balik dan waktunya mendapatkan pendidikan seks yang benar. Ayah dan ibu mempunyai peran yang sama dalam pendidikan seks mereka. Perkenalkan pada saat yang tepat istilah-istilah seksual yang terjadi pada mahluk hidup seperti ovulasi ,menstruasi, sperma, ovum, hormon, mimpi basah, penis, vagina, masturbasi, gay, lesbian, pernikahan, penyakit menular seksual dan banyak lagi. Lebih baik mereka tahu dari orangtua mereka daripada mendapat informasi dari dunia luar. Buat proyek ilmiah yang berkenaan dengan seks; bagaimaha proses perkembangbiakan pohon salak atau kucing? Lalu analogikan, bandingkan dengan perkembangbiakan pada manusia. Jawab semua pertayaan mereka dengan yakin dan ilmiah. Sekedar informasi, saat ini terjadi pubertas dini pada manusia modern. Jangan sampai kita tidak tahu, anak-anak kita ke masjid tanpa mensucikan diri setelah mimpi basah pertamanya yang terjadi saat dia kelas 5 SD, karena ayahnya berpikir mimpi basah terjadi saat kelas 2 SMP seperti dirinya dahulu.

Persiapan Yang Matang.

Sebenarnya ada banyak faktor yang berpengaruh pada tingkah laku remaja yang cenderung negatif. Tapi saya lihat faktor yang paling berpengaruh adalah peran orangtua dan keluarga. 

Orangtua, ibaratnya seperti pilot dan awak kabin yang menerbangkan pesawat terbang. Calon pilot dan awak kabin harus belajar di sekolah khusus. Calon pilot akan belajar di sekolah penerbang dan calon awak kabin akan mendapat pendidikan khusus juga. 

Begitu selesai pendidikan, tidak serta merta mereka bisa menerbangkan pesawat dengan lancar. Butuh jam terbang yang sangat panjang untuk mengalami sendiri turbulensi, cuaca yang tidak bersahabat, penutupan bandara, ulah penumpang yang tidak masuk akal, pendaratan darurat yang memerlukan eksekusi dengan pertimbangan tingkat dewa sampai segala kejadian yang tidak ada dalam buku panduan penerbangan pesawat.

Begitu juga saat ada pasangan yang melanjutkan komitmen untuk menikah. Syukur pada Tuhan, beberapa lembaga agama sudah menyediakan konseling pra nikah. Seyogyanya, pasangan yang akan menikah mengambil bagian dalam konselinig ini karena sejujurnya tidak ada buku manual untuk pernikahan. Kebanyakan calon pasangan hanya melihat sisi luar dari sebuah pernikahan; pesta pernikahan yang meriah, hamil, punya anak, selesai. Mereka tidak pernah mengetahui sisi tersembunyi dalam pernikahan. Jika saja mereka tahu, mereka mungkin akan membatalkan komitmen mereka untuk menikah. Pasangan yang sudah menikah kebanyakan menyembunyikan aib pernikahan mereka, mereka lebih menonjolkan sisi baik dari pernikahan mereka tanpa mau memperlihatkan betapa mereka berjuang hidup mati untuk menjalani pernikahan itu sendiri. 

Calon pasangan ini melihat pesta pernikahan yang meriah tanpa mengetahui cekcok besan tentang biaya pernikahan. Mereka mengagumi foto-foto bulan madu pasangan lain di negeri dongeng tanpa mengetahui cicilan kartu kredit yang bikin sukses puasa selama dua belas bulan. Mereka juga melihat iri pasangan lain jalan-jalan dipagi hari dengan perut si wanita yang buncit karena kehamilan di bulan-bulan akhir tanpa mengetahui sebentar lagi si suami akan merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar biaya persalinan yang jumlahnya fantastis. Belum lagi kesenangan menghantarkan anak-anak yang baru masuk sekolah, dan sebagainya dan sebagainya tanpa mengetahui mahalnya biaya pendidikan.

Dan, ketika mereka melihat pasangan lain yang mempunyai anak ABG ditangkap polisi, terjerat narkoba, meninggal sia-sia karena kebut-kebutan, pasangan ini kebingungan. Ada yang salah dengan pernikahan tersebut. Mereka tidak punya ilmu yang mumpuni untuk mengerti apa yang terjadi. Mereka tidak punya kemampuan untuk membangun sebuah keluarga, sebuah rumah tangga. 

Jika calon pasangan cerdas dan sadar, mereka akan mawas diri. Mereka akan mencari ilmu dan kemampuan sebagai bekal rumah tangga mereka nanti. Tapi jika tidak, mereka akan menghasilkan keluarga yang kualitasnya kurang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun