Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

A 8, Kos Wiwik, Hans Kung: Bagaimana Nonis Mengenang Ramadhan dan Idul Fitri 2024?

9 April 2024   22:39 Diperbarui: 9 April 2024   22:42 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Bukber kelas A 8, satu dari sekian kelas Pengayaan LPDP Banch 1 LPDP 2024/Dok.pribadi

Hari Selasa 9 April 2024 adalah hari terakhir masa puasa di bulan suci Ramadhan. Saya bergembira karena untuk pertama kalinya datang ke kota Solo dan melihat dari dekat bagaimana kota ini menjadi salah satu barometer keberagaman agama sekaligus cairnya praktek moderasi beragama.

Saat membuat catatan kecil ini, saya sedang duduk di ruang tamu kos sambil menikmati ramai dan bersemangatnya suasana takbiran dari masjid sekitar. Suara takbiran bersahut-sahutan terdengar dari masjid di sekitar kos, sedang beberapa kelompok anak turun ke jalan sepanjang gang dengan gendang dan gemericing giring-giring mengumandangkan takbiran.

Ruang tamu kos kami menjadi spot istimewa. Spot tempat 2 kursi panjang ditata berhadapan dekat ruang jemur dan lorong kos. Tempat yang tak disiapkan pemilik kos dalam konsep bangunan kos, tapi secara organik disulap oleh beberapa saudara (mas Krug, Yanto, Ardes dan Rian) sebagai ruang tamu, sebab di tempat kami  di Nusa Tenggara Timur tak ada teras dan ruang tamu takkan mungkin ada pengetahuan dan percakapan yang dibagikan. Di ruang tamu kos Wiwik ini kami berbagi banyak hal terlebih disaat malam sebelum tidur.

Salah satu percakapan yang selalu membuat kami bersemangat adalah kisah-kisah seputar Ramadhan, mudik dan suasana menyongsong Lebaran.

Sebagai non muslim di Kota Solo, saya datang dari tempat di mana kami terbiasa bergaul akrab dengan kawan-kawan muslim. Awal pembukaan puasa di gang saya kampung Rote, kota kecil Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah momen menunggu kiriman makanan enak dari tetangga muslim. Dua hari liburan Idul Fitri adalah momen gerilia kue enak di rumah teman-teman muslim. Kami akan membawa kantong-kantong plastik dan menyambangi rumah kawan-kawan muslim. Kami akan mencatat dalam kepala rumah mana saja yang tuan rumahnya hanya menyediakan kue dan rumah mana saja yang ada opor ayamnya.

Kami sering menunggu IdulFitri sebagai momen perayaan seperti menunggu datangnya Natal dengan aroma kue dan baju barunya.

Agaknya mudah bagi saya mendengar takbiran di masjid seperti mendengar denting lonceng gereja memanggil, berkumpul dan membuat suasana hati dan ruang spiritual seperti meluap-luap tak terkatakan.

Di Solo, untuk pertama kalinya saya merasakan suasana khas Ramadhan sebulan penuh sebagai suasana rahmat. Momen buka bersama yang berisi kesenangan dan kedamaian, saling berbagi dan terutama senyum merekah saat waktu berbuka sore hari.

Di pintu gerbang depan kampus Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), selalu saja tawaran makanan gratis kami terima saat waktu berbuka. Saat selesai jam pengayaan  bahasa adalah momen berkesan karena akan selalu berjumpa sekelompok mahasiswa yang menawarkan kantong berisi makanan dengan wajah sumringah. " Maaf kak kami Kristen" begitu Yuni saudari saya menolak tawaran itu karena sungkan " tidak apa-apa, ayo semua akan dapat takjilannya" jawab si mahasiswa UNS dengan tersenyum sambil tangannya lincah membagikan kami takjil dalam kardus besar.

Sisanya di kelas pengayaan bahasa, kami mengikuti kebiasaan berbuka bersama, dengan makan, bercerita penuh sukacita. Di kelas bahasa saya A 8, sehabis buka bersama (bukber) kami mengundang pengajar untuk memberi petuah, yang tentu saja sudah selalu mereka berikan di kelas.

Momen Bukber adalah momen lain yang penting untuk menyuntikan petuah selain suasana kelas. Selesai petuah selanjutnya kami tutup dengan tiktokan bersama. Begitulah kami meresapi petuah dari Roma Kuno di masa kini " Verba Volant, Tiktoka Manent (Cerita lisan akan lenyap tapi tiktok abadi).

Beberapa teman di kelas pengayaan bahasa dari wilayah Timur seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur malah berpikir untuk mengisi momen berbuka ala pesta khas di Timur, selesai makan dilanjutkan karaoke dan joged bersama. Saya menikmati suasana ini sebagai rahmat kasih Ramadhan untuk semua makhluk, juga saya pribadi sebagai seorang penganut Katolik.

Itulah sebabnya ajakan ikut berbuka di masjid Sheikh Zayed Solo oleh tetangga kamar kami Mas Krug dan Istrinya mbak Sasha, saya anggap sebagai ajakan berahmat lain. Saya kemudian mengajak istri beserta Yuni. Kami bertiga memenuhi ajakan mas Krug.

Ruang tamu kos selain tempat bercerita ternyata efektif sebagai iklan "Sesekali makan berkah ramadhan langsung di masjid" ajaknya suatu sore.

Suasana Masjid Sheikh Zayed sehabis acara Bukber/dok.pribadi
Suasana Masjid Sheikh Zayed sehabis acara Bukber/dok.pribadi

Kami cepat-cepat mengecek aturan apa saja yang boleh dan tidak diperbolehkan di masjid Sheikh Zayed. Masjid ini adalah salah satu spot wisata religi kota Solo yang diresmikan sejak 14 November 2022 oleh presiden Joko Widodo bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (Kanya Mutiasari, Detik News 2 Maret 2023). Bangunan yang megah dengan luas 8000 meter persegi dengan total 82 kubah menambah kesan mewah dan megah khas Timur Tengah.

Saat duduk di shaf masing-masing menunggu menu berbuka dibagikan saya teringat sejumlah  kelakar "pinggir jurang" dengan para sahabat muslim di kelas A 8. Tentu saja tidak mungkin saya tuliskan di sini karena hanya akan diterima dalam konteks keakraban kami. Berada di Masjid ini, seperti mengalami perasaan yang sama saat mengunjungi sejumlah tempat ibadah lain seperti Vihara maupun Klenteng di kota Solo.

 Di Masjid yang merupakan replika masjid  Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, perasaan spiritual yang personal tiba-tiba muncul begitu saja. "kami meyakini berkah Ramadhan itu untuk semua makhluk mas" bisik mas Krug sambil menjelaskan secara detail sisi ekonomi dari kehadiran bulan suci Ramadhan. Malam itu saya berdoa semoga semua mimpinya tentang bisnis apapun akan lancar di masa depan.

Memasuki pelataran Masjid Zayed, para wanita atau pengunjung wanita diikat oleh aturan mengenakan kerudung atau wajib berjilbab. Istriku langsung paham, ia meminjam kerudung milik mbak Sasha yang dibagikan juga dengan Yuni. Sore itu mereka menjadi "Ukthi" dan saya menjadi "Akhi". Saudara perempuan dan saudara lelaki seturut pengertian KBBI.

Suara takbiran menggema malam ini ke seantero kota Solo, mengumandangkan takbir, dzikir, dan puji-pujian kepada Allah SWT. Dari  ruang tamu kos Wiwik Soekarno, sembari menikmati suasana malam takbiran, saya mengingat Hans Kng, seorang pastor dan  Teolog Katolik yang dicabut izin mengajarnya oleh kepausan, namun mencintai ajaran Karl Bart seorang teolog protestan. Ia kemudian mengembangkan sebuah proyek Etika Global untuk semua agama dengan seruan utamanya "Tak ada perdamaian antar bangsa, tanpa perdamaian antar agama, tidak ada perdamaian antara agama, tanpa ada dialog antar agama"

Saya bersyukur tanpa sadar memasuki kelas dialog antar agama kami secara asik di kelas juga di kos Wiwik Soekarno. Minal Aidin Wal Faidzin, selamat merayakan hari kemenangan. Berkat untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun