Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Pengajar

Dekolonisasi ruang hidup sejak dari dalam pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Karakter Ala Opa Alo

29 September 2021   09:10 Diperbarui: 29 September 2021   09:18 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opa Alo di tengah keluarga (Dok. Pribadi)

Kunjungan  ke rumah opa Alo di Sikumana, Kota Kupang, Provinsi NTT,  bagi saya dan istri adalah kunjungan wajib. Selain opa Alo adalah adik kandung dari Bapak, ia juga kami rasakan sebagai wakil dari orang tua kami di kota ini.

Momen berada di rumah opa adalah momen kental dengan cerita. Aloysius Hanubeo adalah nama yang melekat pada diri Opa.

Ia adalah pensiunan guru dan pernah cukup lama menjadi salah satu pengawas Sekolah Menengah  se-provinsi NTT.

Usianya 73 tahun tapi dari segi fisik dan semangat, ia pribadi yang hangat dan  bersemangat, apalagi untuk urusan belajar hal-hal baru.

Sebagai orang tua di usia ini, Ia cukup familiar dengan gawai. 

Berbagai aplikasi yang berkaitan dengan kerja-kerja tambahan di masa tua seperti mengajar para guru, menulis modul dan lain sebagainya akan ia tanyakan pada kami.  

Ia tidak segan-segan menanyakan hal-hal yang kurang ia pahami. Selain mempersiapkan modul-modul, opa Alo masih aktif sebagai pengawas Koperasi dan tentu saja  aktif sebagai pengurus  Gereja.

Para tetangga yang lewat di depan rumah, selalu bersemangat untuk sekedar bertukar kelakar yang akan dibalas opa dengan sengit. Semuanya selalu berhasil  memancing  gelak tawa  yang ramai.

 Di lingkungan keluarga besar, opa (dan almarhum Oma) adalah magnet.

Kehadiran mereka selalu dinanti karena koleksi bahan  kelakar nan santun mereka tidak pernah habis.

Sebelum berkeluarga, saat masih  tinggal bersama opa,  saya dengan mudah dapat membaca ritme kegiatan harian opa khususnya pagi hari.

Jika opa bangun pukul 03.00 dini hari, ini tanda bahwa ia akan keluar jauh, misalnya ke kabupaten untuk urusan koperasi. Maka ada persiapan  yang harus  ia kerjakan misalnya mengecek kelengkapan data ataupun bahan presentasi sebelum  mengikuti rapat koperasinya.  

Atau kalau ia terbangun pukul 04.00 berarti ada pertandingan bola seru yang harus ia tonton sebelum mengikuti Misa pagi di Gereja.  

Dua tayangan olah raga yang tidak akan opa lewatkan adalah pertandingan sepak bola dan Badminton.  Tentu saja yang paling penting  dari keduanya adalah Badminton.

Ia fans fanatik tim Bulu tangkis Indonesia. Opa akan habis-habisan mendukung tim kesayangannya. Jika pukul 04.00 pagi  tidak ada pertandingan  sepak bola, ia dengan santainya akan menonton siaran ulang kemenangan tim bulu tangkis Indonesia.

 Lalu saat kami bergabung bersama, opa secara rinci akan memberikan analisis tentang para pemain Indonesia ini.

Ingatan dan analisisnya tidak serampangan karena ia telah lebih dahulu membaca statistik pemain dan analisis yang banyak bertebaran di media masa.

Setelah pembacaannya,  barulah kemudian ia akan  memberikan analisis pribadinya atas pertandingan tertentu. Seringkali sebelum menonton  pertandingan  ia sudah bisa memprediksi hasil yang akan didapat.

Opa Alo selain itu sangat berdisiplin dalam hal waktu.

Kadang saya berpikir opa mungkin lebih cocok tinggal di Jepang dan Eropa yang penghargaan atas waktunya sangat baik.

Kadang saat pertemuan atau kegiatan di lingkungan, saya menemukan opa menjadi orang pertama yang menunggu kehadiran  para warga lainnya. Kadangkala opa bisa menunggu dengan tenang satu hingga satu setengah jam dari waktu pertemuan yang telah dijadwalkan.

Karakter kuat lainnya yang gampang dilihat dari opa Alo adalah tentang tanggungjawabnya  dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tugas apapun yang telah ia terima akan dikerjakan dengan baik.

 Ia akan membuat jadwal tertentu yang membantunya menata semua tugas yang telah ia terima. Seringkali jadwal yang telah ia susun membantunya menata ritme hidup yang telah ia bangun.

Tugas ia kerjakan dengan baik dan kesenangan akan rutinitas seperti menonton dan bercakap-cakap dengan warga sekitar tetap berjalan.

Tentu saja karakter ini yang membuat opa tetap dipercayakan untuk mengemban tugas tambahan di masa tuanya.  Baik itu sebagai pengawas koperasi,  pendamping para guru, aktivis gereja yang rajin dan tentu saja sebagai kakek yang selalu ingin ditemui para cucu. Tapi di atas semuanya itu opa Alo adalah contoh hidup pendidikan karakter hari-hari ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun