Sebelum berkeluarga, saat masih  tinggal bersama opa,  saya dengan mudah dapat membaca ritme kegiatan harian opa khususnya pagi hari.
Jika opa bangun pukul 03.00 dini hari, ini tanda bahwa ia akan keluar jauh, misalnya ke kabupaten untuk urusan koperasi. Maka ada persiapan  yang harus  ia kerjakan misalnya mengecek kelengkapan data ataupun bahan presentasi sebelum  mengikuti rapat koperasinya. Â
Atau kalau ia terbangun pukul 04.00 berarti ada pertandingan bola seru yang harus ia tonton sebelum mengikuti Misa pagi di Gereja. Â
Dua tayangan olah raga yang tidak akan opa lewatkan adalah pertandingan sepak bola dan Badminton.  Tentu saja yang paling penting  dari keduanya adalah Badminton.
Ia fans fanatik tim Bulu tangkis Indonesia. Opa akan habis-habisan mendukung tim kesayangannya. Jika pukul 04.00 pagi  tidak ada pertandingan  sepak bola, ia dengan santainya akan menonton siaran ulang kemenangan tim bulu tangkis Indonesia.
 Lalu saat kami bergabung bersama, opa secara rinci akan memberikan analisis tentang para pemain Indonesia ini.
Ingatan dan analisisnya tidak serampangan karena ia telah lebih dahulu membaca statistik pemain dan analisis yang banyak bertebaran di media masa.
Setelah pembacaannya,  barulah kemudian ia akan  memberikan analisis pribadinya atas pertandingan tertentu. Seringkali sebelum menonton  pertandingan  ia sudah bisa memprediksi hasil yang akan didapat.
Opa Alo selain itu sangat berdisiplin dalam hal waktu.
Kadang saya berpikir opa mungkin lebih cocok tinggal di Jepang dan Eropa yang penghargaan atas waktunya sangat baik.
Kadang saat pertemuan atau kegiatan di lingkungan, saya menemukan opa menjadi orang pertama yang menunggu kehadiran  para warga lainnya. Kadangkala opa bisa menunggu dengan tenang satu hingga satu setengah jam dari waktu pertemuan yang telah dijadwalkan.