Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Mikrobiota Meningkatkan Imunoterapi Kanker

2 September 2021   02:09 Diperbarui: 2 September 2021   02:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikrobiota Meningkatkan Imunoterapi. Sumber: Science, Vol. 373, Issue 6558, 27 August 2021, hlm. 966.

Mikrobiota bisa mempengaruhi respons terhadap imunoterapi kanker melalui berbagai mekanisme. Ini termasuk antigen fagus yang reaktif silang dengan sel tumor, muropeptida yang diturunkan dari dinding sel seperti glutaminilmuramil-dipeptida (GMDP), dan inosin yang diturunkan dari komensal, yang semuanya berkumpul pada peningkatan imunitas tipe 1 terhadap tumor dalam konteks terapi blokade pos pemeriksaan imun.

Belakangan ini saya semakin bergairah menulis artikel dalam topik Kesehatan. Betapa tidak, kepustakaan termutakhir yang berisi perkembangan dalam penelitian bidang kesehatan dengan sangat mudah saya unduh.

Saya memperhatikan bahwa ada tren untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang mikrobioma maupun mikrobiota, lihat artikel saya mulai dari: Penting untuk Kesehatan: 10 Cara Meningkatkan Mikrobioma Usus.

Artikel kali ini juga menyajikan ulasan yang sangat menarik, lagi-lagi tentang mikrobiota, yaitu ligan-ligan yang diderivasi dari mikrobiota usus yang bisa meningkatkan imunoterapi kanker.

Hewan-hewan telah berkoevolusi dengan komunitas mikroorganisme kompleks yang hidup pada jaringan-jaringan sawar, yang disebut sebagai mikrobiota atau komensal.

Mikrobiota mengontrol fungsi-fungsi imun bukan hanya secara lokal di dalam jaringan sawar, namun juga secara sistemik, memodulasi fungsi-fungsi seperti hematopoiesis, pengembangan sistem imun, dan respons terhadap vaksin.

Peran mikrobiota dalam meningkatkan respons terhadap imunoterapi kanker telah mewakili fokus utama penelitian, meskipun mekanismenya sebagian besar masih belum jelas.

Griffin dkk. menunjukkan bahwa anggota genus Enterococcus mempromosikan respons imunoterapi pada tikus melalui muropeptida pengimunostimulator, yang merupakan unit struktural dari dinding sel bakteri.

Salah satu bukti yang paling meyakinkan dari peranan adjuvant mikrobiota dalam imunoterapi berasal dari kajian klinis baru-baru ini, yang menunjukkan bahwa transplantasi feses yang berisi mikrobiota dari pasien melanoma berespons terhadap terapi pos pemeriksaan imun dari protein 1 (PD-1) sel mati yang terprogram, tetapi tidak dari nonresponder, meningkatkan efikasi inhibitor PD-1 ini pada pasien melanoma yang sebelumnya refrakter terhadap terapi.

Karena keragaman mikrobiota yang luar biasa, identifikasi dari mekanisme yang terdefinisikan merupakan sebuah tantangan besar, dan mikroba atau jalur penyebab yang teridentifikasi sejauh ini berbeda.

Griffin dkk. fokus pada genus Enterococcus, salah satu taksa yang dideskripsikan berkorelasi dengan respons pada pasien yang diobati dengan terapi pos pemeriksaan imun. Mereka   mengidentifikasi beberapa spesies dalam genus ini yang mampu mendorong respons terhadap imunoterapi PD-1 ligan 1 (PD-L1) pada model tumor tikus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun