Pada kedalaman 25 meter, penyelam mengebor 12 terowongan di dasar laut di bawah kapal pemecah es yang karam itu dan melewatkan setiap kabel baja kokoh yang ujungnya diikatkan pada ponton-ponton yang sengaja ditenggelamkan.
Ponton-ponton yang ditunjukkan pada gambar di atas adalah silinder-silinder besi kedap air berongga dengan panjang 11 m dan diameter 5,5 m, masing-masing berbobot kosong 50 ton, dan memiliki volume sekitar 250 m3.
Karena cukup jelas bahwa sebuah ponton kosong tidak bisa tenggelam, dengan berat hanya 50 ton, dan memindahkan 250 ton air, maka setiap ponton yang memiliki kapasitas angkat 250 - 50 = 200 ton itu harus diisi air seberat 200 ton agar tenggelam.
Bagaimana kapal Sadko diangkat ke permukaan laut. Sadko, ponton-panton dan rantai pengangkat ditunjukkan dalam penampang melintang.
Setelah ujung kabel baja diikatkan dengan erat ke ponton-ponton yang tenggelam (lihat gambar di atas), udara bertekanan dipompakan ke dalam masing-masing ponton.
Pada kedalaman 25 m, air memberikan tekanan (25/10) + 1 = 3,5 atm. Udara dipompa di bawah tekanan sekitar 4 atm, dan, akibatnya, mengevakuasi ponton-ponton.
Air mendorong ponton-ponton ke permukaan dengan gaya yang luar biasa besar. Dua belas ponton yang digunakan memiliki kapasitas angkat total 12 x 200 ton = 2.400 ton, tetapi karena ini melebihi berat yang tersisa dari kapal Sadko, tidak semua air dari ponton dipompakan keluar, sehingga melakukan pekerjaan lebih lancar.
Namun, kapal Sadko sebenarnya baru terangkat ke permukaan laut setelah beberapa upaya pengangkatan mengalami kegagalan.
"Kami mengalami 4 kali kegagalan sebelum kami terbukti berhasil," tulis T. A. Bobrytsky, enjinir yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. "Tiga kali, saat kami menunggu dengan napas tertahan, agar kapal Sadko muncul, kami melihat bukannya kapal itu, melainkan ponton-ponton dengan kabel yang putus dan selang-selang yang berputar secara kacau-balau. Kapal pemecah es Sadko itu sendiri muncul dan tenggelam dua kali sebelum akhirnya berhasil diangkat ke permukaan laut."
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 12 Agustus 2021
Johan Japardi