Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rajin Pangkal Sukses: Sebuah Kearifan Indonesia

9 April 2021   02:00 Diperbarui: 24 April 2021   12:38 2111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di China sendiri, mereka memiliki 40.000 km jalur kereta cepat, kita sama sekali tidak punya. Kereta tercepat kita adalah kereta yang mengitari taman margasatwa. 

California pernah ingin membangun jalur kereta cepat yang menghubungkan seluruh negara bagian, tetapi akhirnya tidak bisa. Dengan persediaan total dana sebesar USD 6 miliar, hanya mencoba menghubungkan antara pusat kegiatan vital Bakersville dan Merced (264 km). Sebuah langkah kecil yang bukan untuk siapa-siapa dan sebuah lompatan besar (seandainya) Anda bertumbuh. Pada tingkat nasional, kita telah mencanangkan “Minggu Infrastruktur” setiap minggu sejak 2009. Namun kita tidak pernah melakukan apa-apa.

Setengah negara ini memiliki persaingan yang tak pernah berakhir dalam memutuskan apakah boneka “Mr. Potato” memiliki sebuah penis. Dan setengah negara lagi memercayai bahwa mereka harus menghentikan “orang-orang kadal” karena mereka memakan para bayi. Orang Amerika adalah orang bodoh.

Walaupun kita sepakat tentang sesuatu, misalnya tidak lagi menggunakan “penny” (1 sen Dollar), tetapi tidak tidak ada perubahan dalam kelembaman, penutupan debu, grafik, para pengacara, dan pengecut. Tidak ada yang bergerak dalam kolon yang sesak dari negara ini. Orang Amerika melihat sebuah masalah lalu mengabaikannya, berbohong dan bertengkar tentang masalah itu dan terus berperkara, membuangnya, menendangnya ke jalan, kemudian menuliskan sebuah tagihan, dimana bahkan solusi setengah beres pun tidak ada selama 10 tahun.

Orang China melihat sebuah masalah dan memperbaikinya, dan mereka membangun bendungan, sedangkan orang Amerika berdebat tentang penggantian nama sebuah bendungan yang sudah ada. Oleh karena itu, bandara di China terlihat seperti ini:

Bandara di China, tangkapan layar YouTube channel Real Time with Bill Maher
Bandara di China, tangkapan layar YouTube channel Real Time with Bill Maher
Dan bandara AS seperti ini:
Bandara LaGuardia, tangkapan layar YouTube channel Real Time with Bill Maher
Bandara LaGuardia, tangkapan layar YouTube channel Real Time with Bill Maher
Di San Francisco, diperlukan waktu 10 tahun untuk menyelesaikan tinjauan ulang lingkungan dua jalur transit bus cepat. Penyelesaian Galian Besar, sebuah terowongan di Boston, menghabiskan USD 14,8 Miliar, belum lagi panel surya saya, masih menunggu 1.117 hari lagi.

China pernah membangun sebuah gedung pencakar langit berlantai 57 dalam tempo 10 hari, mereka menghancurkan dan membangun kembali Jembatan Sanyuan di Beijing dalam tempo 43 jam. Orang Amerika telah menonton dan orang China telah membangun. 

Ketika Covid-19 melanda Wuhan, kota itu membangun sebuah Pusat karantina dengan 4.000 ruangan dalam tempo 10 hari dan mereka hampir tidak pernah menggunakan fasilitas itu karena mereka dengan cepat menghentikan penyebaran penakit itu. Sekarang orang China berpesta di kolam renang sedangkan orang Amerika terkungkung dalam rumah mencoba menjelajahi laman gelap untuk mencari jimat pasar gelap.

Kita tidak sedang kalah dengan China, kita sudah kalah. Orang China sudah membuat robot untuk mendeteksi temperatur tubuh anak-anak dan menuntun mereka kembali ke sekolah. Kebanyakan anak Amerika masih berpura-pura mengikuti kelas Zoom mereka sambil bermain TikTok dan batin mereka perlahan-lahan melakukan bunuh diri. Seperti yang pernah dikatakan oleh George Bush, “Apakah anak-anak kita benar-benar belajar?”

Ada tren progresif sekarang untuk mengorbankan “kepantasan” demi “persamaan.” Banyak perguruan tinggi yang sedang membuang SAT dan ACT (Tes Masuk Perguruan Tinggi) dan di New York, Walikota De Blasio mengumumkan bahwa kepantasan tidak lagi menjadi patokan siapa yang akan diterima menjadi mahasiswa dan ini digantikan dengan sistem loterai. 

Apakah Anda pikir China melakukan hal itu? Membiarkan kebenaran secara politis (political correctness) menghalangi bertumbuhnya otak-otak terbaik dan tercemerlang mereka? Apakah Anda pikir Perguruan Tinggi di China menawarkan matakuliah “Filsafat Star Trek,” “Sosiologi Seinfeld,” dan “Menyintas Kiamat Zombie yang akan Datang”?

Semua itu nyata, demikian pula China, dan mereka sedang melahap makan siang Amerika dan percayalah, dalam 1 jam, mereka akan lapar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun