Mohon tunggu...
JoelItamed
JoelItamed Mohon Tunggu... Human Resources - ...

Gloomy Disposition

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kunjungan ke Museum Kebangkitan Nasional

1 April 2019   21:55 Diperbarui: 2 April 2019   00:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Kebangkitan Nasional adalah sebuah gedung yang dibangun sebagai monumen tempat lahir dan berkembangnya kesadaran nasional dan juga ditemukannya organisasi pergerakan modern pertama kali dengan nama Budi Utomo. Saat kita memasuki gedung ini, kita dapat melihat ruang kelas, labotarium, asrama, tempat olahraga, kantin, dapur dan aula.

Namun yang terpenting pennjung di suguhkan dengan koleksi museum berupa bangunan, mebel, jam dinding, gantunga lonceng, perlengkapan kesehatan, pakain, senjata, foto, lukisan, patung, diorama, sketsa dan miniatur. Lalu darimana asal muasal Museum Kebangkitan Nasional? Perlu diketahui bahwa Museum Kebangkitan Nasional ataupun STOVIA ini menjadi salah satu tempat belajar tokoh-tokoh pergerakan mulai dari R. Soetomo, Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo dan masih banyak lainnya.

Museum Kebangkitan Nasional ini berada pada sebuah komplek bangunan peninggalan kolonial Belanda yang pernah dipergunakan sebagai tempat pendidikan kedokteran "STOVIA" (School Tot Oplending Van Inlands Astsen) yaitu sekolah kedokteran bumi putera tepatnya berada di Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, Senen, jakarta Pusat, Daerah Ibukota Jakarta.

Museum ini dibangun pada tahun 1899 diatas tanah seluas 15.742 m2. Awalnya STOVIA merupakan penyempurnaan dari sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden (sekarang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto). Sekolah Dokter Jawa menempati salah satu bangunan yang ada di rumah sakit tersebut.

Namun aktifitas pendidikan dan asrama Sekolah Dokter Jawa dianggap mengganggu kenyamanan rumah sakit akibat pengajaran yang berlangsung setiap hari. Oleh karena itu dewan pengajar memutuskan untuk memindahkan sekolah tersebut dari lingkungan rumah sakit. Tahun 1899 Diresktur Sekolah Dokter Jawa Dokter H.F. Rool melaksanakan pembangunan gedung baru disamping rumah sakit militer.

Pembangunan ini sempat berhenti karena kekurang biaya. Oleh karena itu Dokter H.F. Rool mengumpulkan dana untuk membiaya pembangunan gedung tersebut. Salah satunya lewat bantuan pengusaha perkebunan dari Deli. Pembangunan gedung dan asrama pada akhirnya dapat diselesaikan pada September 1901. Pada tanggal 1 Maret 1902 gedung tersebut secara resmi digunakan untuk pendidikan kedokterdan dan asrama.

Terjadi perubahan juga seiring pergantian gedung. Sekolah Dokter Jawa diganti menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter BumiPutra dengan masa pendidikan 9 tahun. Kurukulum pendidikan disesuaikan dengan sekolah di Utrech, Eropa.

Sehingga lulusan STOVIA diharapkan sama dengan lulusan sekolah di Eropa. Pelajar STOVIA yang sudah menyelesaikan pendidikannya mendapatkan gelar Inlandsch Arts atau dokter Bumiputra. Mereka akan diangkat menjadi pegawai pemenrintah dan ditempatkan di daerah-daerah terpencil untuk mengatasi berbagai macam penyakit menular.

STOVIA menjadi lembaga pendidikan pertama yang menjadi tempat berkumpulnya para pelajar dari berbagai wilayah. Pelajar STOVIA juga umumnya memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, karena persyaratan untuk masuk menjadi pelajar STOVIA sangat ketat dan selektif.

Anak-anak yang sudah diterima sebagai pelajar STOVIA harus tinggal dalam asrama yang dipimpin oleh suppoost seorang pengawas Indo-Belanda.Interaksi yang terjadi dalam kehidupan berasrama dijadikan pelajaran untuk mempelajari adat istiadat suku lain, sehingga tercipta suasana saling memahami akan perbedaan kehidupan sosial dan kebudayaan.

Seiring dengan perkembangan zaman gedung STOVIA dianggap tidak representatif lagi untuk dijadikan sebgai tempat pendidikan dokte. Hal ini disbebakan oleh peralatan yang sudah tua dan mulai beralihnya fungsi dari gedung ini sendiri, oleh karena itu pemerintah membangun gedung baru di Salemba yang bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun