Mohon tunggu...
M. Joanda Darmawan
M. Joanda Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM: 200102084

T. Mesin A2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengikisan Etika Generasi Milenial di Era Globalisasi Budaya

21 Juni 2021   11:30 Diperbarui: 20 Agustus 2022   01:16 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

indonesia adalah negara dengan penduduk teranyak no 4 di dunia setelah amerika dan  menjadi salah satu negara dengan pulau terbanyak no 6 didunia setelah US. 

Suatu kebanggaan bukan berada satu label dari jajaran negara-negara maju di dunia. Namun meskipun indonesia memiliki kekayaan yang hampir setara dengan negara-negara maju di dunia, indonesia tetap lah indonesia yang penuh dengan konflik tak kunjung usai dan bahkan indonesia masih dibawah negara tetangganya yaitu malaysia. Apa yang sebenarnya menyebabkan indonesia terus terpuruk tak kuasa menahan beban sehingga merosot semangkin dalam kebawah tanah?

Indonesia merdeka pada tnggal 17 agustus 1945 tepat setelah perang dunia ke-2 berakhir. Sejak kemerdekaan indonesia, banyak hal internal basis negara yang terjadi mulai dari lengsernya soekarno disusul dengan soeharto dan menghadirkan pemimpin-pemimpin hanya sementara menduduki jabatan sebagai presiden membuat sistjm pemerintahan indonesia kacau balau yang lambat laun pun tsnpa kita sadari disinilah era baru dimulai yaitu milenial.

Jika didasarkan pada teori yang dicetuskan oleh Karl Manheim yang ditulis dalam bukunya yang berjudul Generation Theory, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rentang tahun 1980 hingga tahun 2000. Generasi milenial juga biasa disebut dengan generasi Y.

Istilah ini sering digunakan oleh orang dimasa sekarang mengenal generasi yang dibekali pengetahuan teknologi masa kini atau gadget. Disaat milenial tumbuh menjadi seorang remaja atau dewasa disinilah puncak dari kehidupan baru mulai terjadi. 

Sampai saat jaringan internet mencapai kelasnya di generasi ke 4 atau 4G, ini mendukung pemakaian gadget smartphone dan sosial media semangkin memanas, kevepatan akses dan media yg digunakan pun merupakan acuan milenial cepat memahami dan mencetuskan ide baik itu postif maupun negatif yang mulai bermunculan di sosmed dalam bentuk video. 

Adapun tujuannya hanyalah sebagai hiburan semata. Seiring berjalannya waktu sosial media menjadi sarana tukar pikiran bagi banyak khalayak bebas, sejak saat itu indonesia menjadi negara yg paling rentan terhadap teknologi dimana total 170 juta pengguna online setiap harinya. Membahas banyak hal di sosial media.

dengan demikian media sosial tampak seperti penghantar dunia baru yang mempunyai sistemnya sendiri. Aktivitas media sosial itu biasanya didominasi oleh budaya barat, maka pengaruh media sosial terhadap budaya barat dapat terus merambat ke penjuru dunia melalui istilah jendela dunia lain yakni media sosial tentunya seperti disebutkan sebelumnya. hal ini juga dapat disebut sebagai globalisasi budaya, dimana budaya pada media sosial yang mendominasi dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan di setiap negara yang telah terindikasi.

Dampak dari globalisasi budaya tak hanya mengarah pada lembaga, tapi juga menyerang indvidu atau kelompok (Maulida et al., 2021). Setiap orang atau kelompok pada kondisi tertentu “dipaksa” untuk menyesuaikan diri dengan pola dan sistem budaya global termasuk generasi milenial (Surahman, 2013).

oleh karena itu diperlukan individu yang baik nan cerdas serta bertanggung jawab atas penggunaan media sosial. diperlukan juga antisipasi pemerintah terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi kedepannya supaya tidak melenggang kemana-mana dan lengah terhadap adanya propaganda tidak transparan yang ada di media sosial, sehingga mempengaruhi pola pikir masyarakat.

Pada awal masa generasi milenial tentu tidak lah sesimple sekarang dimana ketika ingin mengakses sosmed mengharuskan kita untuk menyewa komputer terlebih dahulu namun sekarang sudah dapat diakses bahkan sambil minum teh di bangku. Tentu jika sekarang ini generasi milenial merasa hidup tak perlu ribet dan dapat terus eksis tanpa harus beranjak keluar rumah. Namun hal ini pun lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan sampai dimana situasi ini mengakibatkan kurangnya kesadaran akan lingkungan hidup, mengabaikan konflik negara, alam, dan etika manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun