Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Nonton Film Detektif? Ini Rahasia di Baliknya: Latihan Critical Thinking yang tak Terasa

3 Agustus 2025   08:00 Diperbarui: 3 Agustus 2025   07:10 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Watching the Residence Source : AI Image Generated ChatGPT 4o Prompt By Jody Aryono

Anak Nonton Film Detektif? Ini Rahasia di Baliknya: Latihan Critical Thinking yang Tak Terasa

Teka-Teki Seru yang Menyentil Otak Anak

"Aku tahu siapa pelakunya!" teriak Haekal, matanya berbinar menatap layar. Film detektif yang sedang kami tonton bukan sekadar tontonan baginya... tapi arena adu logika. Sejak mengenal serial seperti film The Residence ,Cordelia Cupp, Haekal seperti menemukan permainan baru: menyusun potongan petunjuk untuk membongkar kebenaran, HAnan juga gak mau kalahkita semua main tebak tebakan sampai tidak terasa 8 episodes kita lewati marathon dalam beberapa hari hehe.

Film detektif memang punya daya magis. Cerita yang berliku, tokoh yang penuh teka-teki, dan akhir yang tak terduga menjadikannya genre yang disukai lintas usia. Tapi di balik keseruannya, ada sesuatu yang lebih dalam---latihan berpikir kritis yang sering luput disadari.

Mengapa Film Detektif Efektif Meningkatkan Critical Thinking Anak

Berpikir kritis bukan soal IQ tinggi, tapi soal membiasakan diri bertanya, menganalisis, dan mengevaluasi. Dalam film detektif, anak diajak:

  • Mengamati detail kecil yang kadang diabaikan

  • Membandingkan alibi, motif, dan urutan kejadian

  • Menyusun hipotesis dan mengujinya dengan fakta baru

  • Menyadari bahwa kesimpulan pertama belum tentu benar

Semua ini terjadi secara natural, tanpa perlu duduk di kelas atau mengisi soal logika. Anak belajar karena tertarik... bukan karena disuruh.

Kesalahan Umum: Menganggap Detektif Itu Hanya Hiburan

Banyak orang tua melarang anak menonton film misteri karena dianggap "dewasa" atau "menakutkan". Padahal, dengan bimbingan tepat, genre ini bisa jadi media belajar yang ampuh. Tentu saja, pilihannya harus disesuaikan usia dan diselingi diskusi agar anak tak sekadar jadi penonton pasif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun