Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Etika AI: Ketika Mesin Harus Belajar Akhlak

3 Juli 2025   10:24 Diperbarui: 3 Juli 2025   11:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI belajar akhlak. Sumber gambar: AI Generated with DALL·E – OpenAI (Prompt & editing by Jody Aryono). 

Etika AI: Ketika Mesin Harus Belajar Akhlak

Kecerdasan buatan (AI) kini hadir di hampir semua aspek kehidupan—dari asisten digital di rumah, sampai sistem prediksi di kantor. Tapi di balik semua kecanggihan itu, muncul pertanyaan besar: apakah AI punya etika? Atau lebih tepatnya, apakah manusianya sudah menyiapkan etika bagi AI?

Di Mana Letak Masalahnya?

AI tidak memiliki hati nurani. Ia hanya menjalankan perintah dan belajar dari data. Maka jika data bias, maka keputusannya juga bias. Jika digunakan tanpa batasan moral, AI bisa menjadi alat penindasan, penyebar hoaks, hingga penentu nasib manusia tanpa belas kasih.

Etika dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, teknologi hanyalah alat. Yang dinilai adalah bagaimana ia digunakan. Maka:

  • Tujuan harus halal (bukan untuk menipu atau merusak)

  • Prosesnya harus jujur dan adil

  • Hasilnya tidak boleh merugikan pihak lain

Jika AI digunakan untuk mengefisienkan pelayanan publik, meningkatkan pendidikan, atau mengurangi korupsi, maka itu sangat dianjurkan. Tapi jika digunakan untuk memata-matai, manipulasi emosi pengguna, atau mengelabui konsumen, maka jelas bertentangan dengan akhlak Islam.

AI Perlu Akhlak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun