Mohon tunggu...
Jodhi Yudono
Jodhi Yudono Mohon Tunggu... -

beta cuma pengembara yang berjalan dengan hati, bekalku cuma kasih sayang yang kubagi untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Riwayat Daun

28 September 2011   23:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: rama prabu kawanku, bahkan daunan yang rontok tetap diperhitungkan tuhan ketika gugur di tanah, dijadikannya ia humus sebelum akhirnya menumbuhkan kehidupan lainnya kebajikannya yang sederhana, adalah lantaran daun tak pernah ngungun menjadi pelengkap rimbun puhun itulah soalnya, aku senantiasa percaya betapa tuhan tak pernah silap apalagi alpa terhadap segenap kebaikan maka aku pun teringat sebuah kisah, serombongan malaikan turun pada sebuah kapel dan turut bersuka-cita oleh nyanyian jemaat yang tulus waktu berlalu, kapel dirobohkan, sebuah gereja berdiri megah, para malaikat menyingkir gerah lantai marmer dan tiang kokoh serta --pintu gereja yang tertutup karena takut akan pencuri *) barangkali telah menjadi penyebab suara jemaat parau para malaikat kini telah menepi berdiam di kapel-kapel yang sunyi di mana nyanyian dilafazkan dengan hati kau ingatkah juga kisah seorang kakek penyapu halaman mushala? betapa ia menangis saat menjumpai pagi tanpa selembar daun pun yang bisa ia sapu lantaran seseorang telah merebut ibadahnya sebelum sang kakek terbangun? sambil menyesali diri di halaman yang suwung, sang kakek berjanji bakal terjaga lebih pagi *khobah, ws rendra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun