Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Belajar Konstruktivisme Sambil Berinteraksi di Rumah Kita

22 Januari 2022   14:47 Diperbarui: 23 Januari 2022   08:01 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perspektif konstruktivisme.| Sumber: Pexels via Kompas.com

Dalam perspektif konstruktivisme ini tidak sekadar mengajarkan informasi melainkan menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga para kompasianer menginterpretasi setiap pesan/informasi sesuai pemahamannya.

Atau dengan perkataan lain, setiap kompasianer diberi kesempatan untuk menggali pengetahuannya, mengingat mereka selalu terlibat dalam hubungannya dengan konteks bermakna.

Hal-hal yang dapat dipetik dalam perspektif konstruktivisme di antaranya: mengembangkan kemampuan setiap orang untuk mencari sendiri pertanyaan, mengembangkan pengertian serta pemahaman konsep secara utuh, dan memberi kesempatan untuk berpikir secara mandiri.

Selama beberapa tahun "menggauli"' Kompasiana, seringkali saya menemui gejala seperti dipaparkan di atas, sekaligus telah memberikan pengayaan wawasan sekaligus menambah referensi ketika saya berkompasiana.

Singkat cerita, pernah juga saya temui kompasianer yang setiap kali saya memosting artikel -- selalu memberikan rating menarik, personalnya 'itu-itu saja' dan ada juga yang hanya selalu memberi rating inspiratif atau aktual.

Namun seiring perjalanan waktu, cermatan saya terhadap mereka ini sedikit demi sedikit mulai nampak mengalami perkembangan, lebih variatif dalam memberi rating dan cenderung menyesuaikan dengan substansi artikel yang telah dibaca.

Hal demikian menunjukkan bahwa dalam pandangan perspektif konstruktivisme, setiap kompasianer dihadapkan pada tantangan, pengalaman, fenomena baru, sehingga setiap persoalan akan ditanggapi secara kognitif/mental.

Masing-masing dituntut untuk mengembangkan skema pemikiran, menjawab dan menginterpretasikan pengalamannya sehingga pengetahuan terbentuk melalui proses adaptasi setelah melakukan interaksi sosial, ber-asimilasi, disusul akomodasi sebagai proses pembentukan konsep baru di mana konsep awalnya dianggap sudah tidak sesuai lagi.

Sejalan dengan prosesnya, dimulai dari adaptasi, disusul asimilasi, kemudian akomodasi, pada gilirannya terjadilah apa yang disebut equilibrasi. Ini merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga masing-masing personal akan menyatukan pengalaman internal dan eksternalnya.

Di sinilah setiap kompasianer nampak mulai mengonstruksi pengetahuannya sendiri tentang apa yang disebut Aktual, Bermanfaat, Inspiratif, Menarik, Menghibur, atau Unik. Masing-masing akan memberi makna sesuai pengalaman nyata yang telah dilakukannya.

Dalam perkembangannya, perspektif konstruktivisme atau lebih tepatnya disebut paradigma konstruktivisme ini banyak digunakan untuk melakukan pendekatan berbagai persoalan seiring perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun