Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memahami Istilah "Info A1" dalam Berbagi Informasi

4 Oktober 2021   13:20 Diperbarui: 9 Oktober 2021   07:45 46287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi A1 | Sumber: Shutterstock via kompas.com

Di tengah berbagai aktivitas yang terus berkembang seiring maraknya penggunaan teknologi, bukan tidak mungkin manusia akan memeroleh terpaan informasi bertubi-tubi berasal dari berbagai sumber.

Setiap saat, setiap hari, bahkan di mana dan kapanpun manakala manusia berinteraksi atau berkomunikasi satu sama lain hampir selalu mendapatkan pengetahuan baru disertai istilah-istilah yang mengikuti perkembangan sesuai kepentingan masing-masing.

Ditambah lagi semakin gencarnya penggunaan bahasa gaul yang didominasi para milenial seringkali mencuat ke permukaan, bahkan makna yang tersirat dalam istilah yang disampaikan menjadi bias, hanya sekadar mengikuti aras popularitas -- tanpa memahami lebih jauh sehingga secara tidak disadari terjadi apa yang disebut introjection.

Introjection dalam psikologi komunikasi (meminjam konsep Sigmund Freud) dimaksudkan di sini sebagai langkah seseorang dalam mengadopsi apa yang dilakukan orang lain tanpa disadari (unconscious) kemudian menjadi sikap atau kebiasaan, dan sangat mungkin bisa terus menular (seperti virus, he-heeh) secara beruntun kepada orang lain.   

Di antara istilah-istilah yang sering kita temui dalam berbagi dan berinteraksi sehari-hari, baik melalui komunikasi lewat media maupun tatap muka yaitu istilah A1, atau Info A1.


Info A1 | Sumber: Dokumentasi pribadi
Info A1 | Sumber: Dokumentasi pribadi

Hal ini cukup menggugah kita, terutama bagi kalangan yang berkecimpung dalam ranah komunikasi untuk memeroleh informasi (info) yang akurat, sumber berita atau infonya dipercaya, termasuk tingkat kebenarannya.

Informasi yang akurat sangatlah membantu, karena data yang disampaikan akan memberikan gambaran jelas, teliti, seksama, cermat, sehingga berkontribusi terhadap pemecahan masalah yang akan/sedang dihadapi.

Dalam perkembangannya, penggunaan istilah A1 ternyata semakin merambah ke berbagai lini kegiatan. Seiring maraknya bahasa gaul dan mudahnya manusia berbagi informasi- maka istilah ini kerap digunakan pula untuk memberikan penilaian maupun apresiasi terhadap barang ataupun kepada seseorang.

Seringkali kita dengar istilah A1 diperuntukkan menilai segala sesuatunya yang paling keren, paling top, nge-trend, bahkan hingga gaya berpakaian pun tak luput dengan sebutan A1, maksudnya pakaian yang paling modis di era masa kini.

Istilah atau sebutan A1 juga meluas digunakan sebagai cara mengungkapkan kode bahwa objek yang disebutkan itu sangat direkomendasikan untuk dilakukan. Termasuk sebutan untuk nilai uang, bahkan sampai ada juga yang menggunakan untuk produk suatu barang dengan nama A1.

Asal Mula Istilah "Info A1"

Secara pintas mungkin ada beberapa kalangan yang tak perduli untuk mengerti tentang istilah ini, terutama kaum pragmatis cenderung cuek, terpenting baginya bebas dan senang menggunakannya sebagai pilihan kata popular.

Namun demikian, jika ditelusuri lebih jauh ternyata istilah tersebut (Info A1) memiliki arti maupun makna tersendiri sehingga tidak menjebak kita dalam kebiasaan yang turun temurun melakukan introjection, yang pada gilirannya menambah distorsi istilah tanpa menyadarinya.

Menurut dan merunut sejarahnya, istilah A1 berawal dari Admiralty Code Angkatan Laut di Inggris ketika memberikan penilaian terhadap keabsahaan bukti-bukti intelijen.

Kemudian istilah ini digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada perang dunia I, khusus dirancang untuk komunikasi radio berdasarkan sistem kriptografi, juga digunakan Angkatan Laut Australia, yang selanjutnya meluas hingga di Indonesia digunakan oleh pihak pertahanan dan keamanan, badan intelijen, kepolisian, lembaga-lembaga yang berkecimpung di bidang komunikasi dan informasi untuk kepentingan internal organisasi.

Sumber dari semantic scholar: the admiralty code
Sumber dari semantic scholar: the admiralty code

Seperti lazimnya penerapan kode atau istilah A1 mengandung pengertian bahwa setiap data atau informasi yang masuk atau diterima haruslah diseleksi kebenarannya, dinilai kualitas dan kredibilitasnya, apakah valid atau tidak.

Untuk melihat lebih jauh tentang keabsahan terhadap setiap info yang diterima selanjutnya, masing-masing dapat dilakukan pengukuran melalui parameter tingkat kredibilitas (keandalan terhadap sumber info) dengan kode huruf A sampai F dan untuk tingkat validitas (kebenaran info) dengan kode angka 1 sampai 6.

Mengenai tingkat ketelitian dan kredibilitas terhadap sumber berita, standar penilaian terdiri dari haruf: A (= dapat dipercaya sepenuhnya), B (= biasanya dapat dipercaya), C (= agak dapat dipercaya), D (= diragukan), E (= tidak dapat dipercaya), dan F (= tidak layak dalam penilaian).

Sedangkan validitas info dengan standar penilaian berupa angka dari angka: 1 (= kebenaran berita/infonya dikuatkan oleh sumber lain, 2 (= infonya mungkin benar), 3 (= barangkali masih mengandung kebenaran), 4 (= kebenaran masih diragukan), 5 (= tidak mungkin benar), dan angka 6 (= kebenarannya tidak layak dinilai).

Nah, berdasarkan standar penilaian tersebut lantas penerapannya bisa dilakukan manakala setiap info yang diterima harus terlebih dahulu dilakukan melalui proses check and recheck atas indikator standar nilai yang telah disebut di atas.

Boleh jadi sebuah berita dinyatakan sebagai "Info A1", artinya dapat diterima karena sumbernya sangat bisa diandalkan dan kebenarannya dikuatkan oleh sumber-sumber lain. 

Info A1 ini lazimnya diterima dari orang yang dapat dipercaya dan langsung berhubungan dengan peristiwa yang telah disampaikan.

Atau bisa pula setiap berita dinyatakan sebagai "Info D5", artinya berita atau info tersebut diragukan, cenderung tidak benar sehingga tidak bisa diterima, tidak layak dimanfaatkan alias ditolak mengingat tidak dapat dipercaya, tidak kredibel.

Dan lain seterusnya untuk mengukur kredibilitas maupun validitas setiap berita atau info yang diterima supaya data yang akurat akan banyak membantu untuk menunjang penyelesaian masalah atau langkah eksekusi yang akan/sedang dihadapi.

Demikian sekilas gambaran tentang asal mula penggunaan istilah "Info A1"berdasarkan asal muasalnya, mudahan menambah wawasan bagi yang memerlukan.

JM (4-10-2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun