Sumpah, aku sangat ingin melupakanmu. Aku suka ngobrol denganmu, tentram dengan aroma parfummu, jatuh cinta dengan logika dan emosimu. Tapi kutahu kita tak bisa ke mana-mana. Cuma jalan buntu di hadapan kita.
Aku adalah laki-laki dengan keluarga yang sejauh ini bahagia. Â Tak berani kutukar dengan sebuah pengalaman denganmu yang mungkin saja mendebarkan dan menggoda. Sementara kau adalah perempuan muda dengan banyak pilihan yang sangat boleh jadi akan lebih menyenangkan dan memuliakan.
Sumpah, berkali-kali kuhunjamkan ke sanubariku bahwa hubungan denganmu adalah nafsu belaka. Tetapi satu bagian dalam diriku mengatakan, ini cinta. Peperangan antara nafsu dan cinta itu benar-benar melelahkan. Kautahu di mana ujungnya? Ujungnya kurasa, ini cinta.
Maka itu, hari ini aku datang kepadamu dengan kesungguhan cinta itu. Aku datang kepadamu untuk meminta, agar engkau melupakan aku. Agar engkau berkenan, lewat sujud malammu, mendoakanku untuk bisa melupakanmu. Kita tahu, akan lebih mudah bagimu untuk melupakanku, ketimbang aku melupakanmu.
Aku percaya, akan ada lelaki yang jauh lebih baik dariku yang kelak disandingkan denganmu. Lelaki yang akan berbagi kebahagiaan denganmu, berbagi kemuliaan denganmu, berbagi pahit manisnya kehidupan denganmu.
- buat sobat dekatku "U". Percaya, persoalan ini akan berakhir dengan baik bagimu dan baginya.