Ekonomi adalah argumen politik. Ekonomi bukanlah  dan tidak akan pernah menjadi sebuah ilmu.
Tidak ada kebenaran objektif dalam ekonomi yang dapat ditetapkan secara independen dari penilaian politik, dan seringkali moral.
Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan argumen ekonomi, Anda harus mengajukan pertanyaan kuno 'Cui bono?' (Siapa yang diuntungkan?), hal ini yang pertama kali dipopulerkan oleh negarawan dan orator Romawi Marcus Tullius Cicero. (Ha-Joon Chang.)
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia memilih jalan tengah antara sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme.
Sebab, kata dia, solusi terbaik bagi Indonesia adalah merumuskan jalan sendiri yang berpijak pada karakter bangsa.
"Saya memilih jalan tengah, mengambil yang terbaik dari sosialisme dan yang terbaik dari kapitalisme," ujar Prabowo dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, Jumat (20/6/2025).
Ia menyebut kapitalisme murni hanya menghasilkan ketimpangan. Sementara sosialisme murni tidak realistis karena cenderung membuat orang enggan bekerja.
"Tapi jalan kita adalah jalan tengah. Kita ingin menggunakan kreativitas dari kapitalisme. Inovasi, inisiatif, ya, kita butuh itu," ungkapanya.
"Namun kita juga butuh intervensi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan untuk melindungi yang lemah," lanjutnya.
Bahkan pada kesempatan itu, Prabowo juga mengkritik negara-negara di Asia Tenggara yang cenderung mengikuti kekuatan besar dunia. Akibatnya, terjadi dominasi model ekonomi neoliberal dan pasar bebas tanpa banyak campur tangan negara.
"Elit Indonesia mengikuti pendekatan ini. Akibatnya, menurut saya, kita gagal menciptakan arena persaingan yang adil bagi semua lapisan rakyat," katanya. Â