Mohon tunggu...
Jimmy H Siahaan
Jimmy H Siahaan Mohon Tunggu... Akademisi

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang adalah Perdamaian ?

25 September 2025   05:31 Diperbarui: 25 September 2025   05:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Begitu pula dengan pendukung partai Likud yang lebih arus utama, sayap kanan, yang dipimpin Netanyahu.

Gideon Rahat, seorang profesor ilmu politik di Universitas Ibrani Yerusalem, mengatakan bahwa setidaknya dalam jangka pendek, Netanyahu dan sekutunya akan diperkuat oleh "tsunami diplomatik?," sebagaimana disebut oleh media lokal, yang sedang dihadapi Israel.

"Banyak orang di Israel yang khawatir akan isolasi internasional, tetapi kebanyakan dari mereka bukanlah pendukung Netanyahu, apalagi basisnya ," kata Rahat.

Namun, hal ini dapat berubah seiring dengan semakin dalamnya isolasi, dan dapat menjadi faktor bagi pemilih sentris yang signifikan secara politik pada pemilu, yang harus diadakan sebelum November tahun depan.

Dr. Shira Efron, ketua kebijakan Israel terkemuka dan peneliti senior di Rand Corporation, mengatakan bahwa pengakuan tersebut dipandang di Israel sebagai "permainan zero-sum."

"Pandangannya adalah jika Anda mendukung penentuan nasib sendiri Palestina, Anda tentu saja menentang Israel," ujarnnya.

"Kekhawatirannya adalah jika hal itu bisa terjadi di Inggris atau Prancis, maka hal itu bisa terjadi di mana saja."

Efron mengatakan solusi dua negara kini menjadi "merek yang beracun bagi warga Israel", meskipun jajak pendapat menunjukkan tingkat dukungan yang tinggi untuk semacam "pemisahan", yang menunjukkan bahwa politik pemerintah saat ini tidak mewakili apa yang diinginkan sebagian besar warga Israel.

Israel telah berjanji untuk membalas negara-negara yang mengakui Palestina, terutama Prancis. Pilihannya termasuk mengusir diplomat dan menutup konsulat di Yerusalem Timur.

"Sentimen di kalangan warga Israel bahwa kita harus menunjukkan kepada negara-negara yang mengambil keputusan bodoh ini bahwa konsekuensinya akan sangat berbeda dari yang mereka bayangkan," kata Amidror.

Ada pula kekhawatiran bahwa Netanyahu akan terus melanjutkanl aneksasi besar-besaran Tepi Barat, meskipun sebagian besar pengamat meyakini hal ini tidak mungkin, sebagian karena kekuatan Arab seperti Uni Emirat Arab telah menyatakan bahwa hal ini akan melewati "garis merah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun