Namun walupun itu kita terima, tetapi sebaiknya nilai-nilai keindonesiaan itu kita pertahankan. Para pakar mengatakan untuk meyakinkan orang lain agar dapat menerima pandangan kita tidak harus menggunakan suara keras atau marah atau ungkapan yang menjurus kasar atau merendahkan.
Dengan perdebatan di Mata Najwa tanggal 9 Oktober 2019 dengan Prof. Emil Salim ini tidak dapat dipungkiri bahwa popularitas Arteria akan meningkat. Apalagi memang terlihat dia sebagai orang cerdas dan berpendidikan.
Namun sebaiknya Arteria dan figur publik lainnya dapat lebih dewasa dalam berdebat di depan publik. Perdebatan seru antara pengacara Ruhut Sitompul dan Hotman Paris juga pernah mewarnai pertelivisian Indonesia. Tapi sama halnya dengan perdebatan di Mata Najwa ini perdebatan itu bukan cara yang dapat dijadikan sebagai teladan.Â
Mungkin sebelum acara debat, sebaiknya pemandu acara perlu meminta para pihak yang akan berbicara untuk menjaga agar tujuan acara tercapai dengan memerhatikan etika dan nilai yang hidup di Indonesia. Misalnya orang muda menghormati yang lebih tua; dan ini merupakan kekhasan Indonesia.
Di dunia Barat malah kebalikannya. Penggunaan kosa kata dalam perdebatan juga lebih baik menggunakan kosa kata yang baik dengan tetap mengingat bahwa yang utama adalah mencapai tujuan perdebatan itu. Â
Semoga anak-anak muda Indonesia menjadi contoh dalam berdebat dengan baik karena mau belajar dan berubah.