Masih ingat celetukan Ibu Susi, Menteri Kelautan dan Perikanan, yang mengharapkan agar danau di Indonesia dibuat seperti danau Jenewa?
Danau Jenewa terletak di negeri penghasil jam tangan, Swiss. Tidak terlalu jauh dari ibu kotanya, Bern.
Markas besar Liga Bangsa-Bangsa dulu berada di kota Jenewa sebelum pindah tahun 1945 dan menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kota Jenewa tidak terlalu besar, dan penduduknya terutama terkait dengan sebagian kehadiran badan PBB seperti Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-WTO), Dewan Hak Asasi Manusia, dan lain-lain.
Namun kota Jenewa semakin indah dengan keberadaan danau Jenewa. Walau tidak terlalu besar, namun sangat mudah terlihat benar-benar dipelihara. Di musim panas banyak sekali orang berenang di danau itu tanpa menggunakan sabun atau bahan yang bisa mencemari danau itu.
Hampir di semua pinggir danau itu ada taman yang sangat indah dan menampilkan informasi penting. Misalnya disebutkan bahwa beberapa danau di Afrika sudah hilang dan menjadi daratan karena tidak dipelihara dengan baik.
Di sepanjang danau Jenewa tidak ada keramba ikan karena merusak pemandangan dan mencemari danau.Â
Apakah orang Jenewa bodoh dan tidak mengerti potensi ikan jika membangun keramba? Mereka mengatakan daripada membuat keramba di danau demi menghasilkan ikan, lebih baik membeli ikan dari tempat atau negara lain asal danau itu tetap terpelihara dengan baik.Â
Indonesia sangat beruntung punya banyak danau indah seperti danau Laut Tawar di Aceh hingga danau Sentani di Papua. Namun kalau hanya mengutamakan aspek ekonomi saja, tanpa memikirkan lingkungannya, bukan mustahil danau-danau indah itu bernasib sama seperti danau d Afrika yang hilang dari permukaan bumi.