Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tutup Semua Pabrik Petasan....

27 Oktober 2017   02:30 Diperbarui: 29 Oktober 2017   08:22 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ledakan Berdarah di Kosambi: Momentum Untuk Menghilangkan Pabrik Petasan dan Sejenisnya. Tidak ada manfaatnya, hanya menimbulkan korban.

Hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul 21.07 kabar menyedihkan menggugah kita untuk menulis ini. Pabrik petasan di Kosambi, Kabupaten Tangerang meledak dan menimbulkan 46 korban meninggal dengan sangat mengenaskan.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan membenarkan kejadian menyedihkan itu.  Bahkan masih ada 28 orang korban luka yang masih dirawat di rumah sakit.

Pemilik perusahaan itu dikabarkan sedang berada di Malaysia. Masyarakat Indonesia terutama para anggota DPR yang mewakili rakyat harus cerdas menilai manfaat pabrik petasan itu. Kalau tidak ada manfaatnya maka lebih baik ditutup.

Pemilik pabrik, Indra Liyono (40), seharusnya memiliki kesadaran penuh sebagai bagian dari masyarakat Indonesia jangan hanya memikirkan keuntungan ekonomi bagi dirinya sendiri. Tapi juga harus memikirkan dampak dan manfaat petasan bagi masyarakat. Lebih baik memikirkan usaha lain.

Banyak orang asing yang hidup di Indonesia menyindir "harga nyawa di Indonesia murah." Korban yang 46 itu juga merupakan tanggung jawab pemilik pabrik petasan Indra Liyono. Tentu saja! Jika tidak ada pabrik petasan tidak mungkin korban meninggal. Yang lebih sedih lagi di negara maju keselamatan pekerja sangat diperhatikan. Sementara di pabrik Kosambi ini sangat minim perlindungannya. 

Seandainya terjadi ledakan, sudah dipikirkan agar tidak terjadi korban. Atau setidaknya dampak negatifnya harus dikurangi misalnya dengan menggunakan pelindung kepala dan pakaian yang mengurangi dampak ledakan.

Anggota DPR yang mewakili rakyat punya kesempatan emas untuk meminta pemerintah menutup pabrik petasan dengan menggunakan ledakan yang menimbulkan banyak korban ini.

Bahkan Gubernur DKI Anis Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno punya kesempatan baik untuk menarik simpati warga, walaupun bukan di wilayahnya, untuk menyatakan tidak ada manfaat pabrik petasan tersebut dan tidak akan mengizinkan pabrik petasan di DKI Jakarta.

Lebih baik anak-anak Indonesia dilatih bermain olah raga yang dapat menghadilkan uang banyak untuk mendukung masa depan mereka seperti olah raga tenis, baseball, golf, sepak bola, dll dari pada dibuat menikmati petasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun