Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Bapak-Bapak Kurang Gaul

Menuangkan khayalan menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Continuous Improvement Untuk Peserta Didik

24 September 2025   18:58 Diperbarui: 24 September 2025   18:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3 Kunci Sukses (Sumber: Pribadi/Materi Pelatihan)

Standar Sistem Manajemen Internasional yang dikelola oleh ISO, mengajarkan kita untuk menerapkan Continuous Improvement (Peningkatan Berkesinambungan) dalam segala hal.

Apa itu ISO (International Organization for Standardization)?

Badan internasional non-pemerintah yang mengembangkan standar-standar internasional untuk berbagai organisasi, perusahaan atau industri demi memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi produk dan jasa di pasar global.

Contoh:

  • ISO 21001 (Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan)
  • ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan)
  • ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu)

Apa itu Continuous Improvement?

Proses peningkatan berkesinambungan dan sistematis secara bertahap pada produk, layanan, atau proses guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan.

Proses ini melibatkan budaya dan pola pikir proaktif yang berfokus pada mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, berbagi pengetahuan, dan memberdayakan sumber daya manusia untuk mendorong perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA).

Continuous Improvement adalah salah satu prinsip dasar yang harus diterapkan ketika menjalankan semua standar dibawah Sistem Manajemen Internasional ISO.

Jika kita membuka lembaran sejarah tentang standar kurikulum pendidikan di Indonesia, prinsip Continuous Improvement dapat dikatakan sudah berjalan.

Hal ini ditandai dengan perubahan-perubahan standar kurikulum dari mulai standar kurikulum pertama tahun 1947 sampai kurikulum Merdeka tahun 2022, untuk menyesuaikan standar pendidikan dengan situasi dan kondisi dunia saat itu. 

Artinya, kurikulum Merdeka juga merupakan Continuous Improvement dari Kurikulum 2013 (K-13).

Continuous Improvement tidak hanya berlaku untuk standar kurikulum saja tapi juga untuk Guru, Sekolah, Kepala Sekolah, Staf Pengajar, Peserta Didik dan Pihak Terkait lainnya.

K-13 menuntut Guru untuk melakukan Continuous Improvement dengan mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya karena perkembangan teknologi yang pesat agar Peserta Didik lebih mudah dalam mendapatkan informasi.

Sedangkan kurikulum Merdeka berfokus pengembangan karakter dan kompetensi Peserta Didik untuk mendalami minat dan bakatnya secara fleksibel ditengah perkembangan teknologi. Ini tidak akan mencapai tujuannya jika prinsip Continuous Improvement tidak diterapkan.

Pengembangan karakter dan kompetensi tidak bisa diperoleh hanya dengan duduk di kelas tetapi Peserta Didik dituntut untuk melakukan Continuous Improvement untuk mencapai karakter dan kompetensi yang diinginkan.

Ada 3 Kunci Sukses yang perlu diterapkan:

  • Belajar (Learning)
  • Lakukan (Doing)
  • Kembangkan terus menerus (Continuous Improvement)

Ilustrasi 3 Kunci Sukses (Sumber: Pribadi/Materi Pelatihan)
Ilustrasi 3 Kunci Sukses (Sumber: Pribadi/Materi Pelatihan)

Jadi setelah belajar, di dunia nyata Peserta Didik harus melakukan tentang apa yang telah dipelajarinya. Jika dirasa ada yang kurang cocok, Peserta Didik harus berpikir untuk mengembangkan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dua langkah pertama (Belajar dan Lakukan) sudah diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) tetapi belum diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Karena itu lulusan SMK biasanya sudah siap terjun ke dunia kerja dan tinggal melakukan Continuous Improvement disana untuk mengembangkan diri.

Jika PKL juga diterapkan di SMA tentunya akan lebih mempercepat Peserta Didik untuk mencapai kompetensinya dengan menerapkan Continuous Improvement di Perguruan Tinggi jika mereka tidak terjun ke dunia kerja.

Disinilah kita perlu membuka wawasan tentang dunia kerja internasional di abad ke 21 ini bahwa Continuous Improvement adalah suatu kewajiban.

Tidak perlu inovasi besar tapi peningkatan yang kecil-kecil dan selangkah demi selangkah, itulah Continuous Improvement.

Dan tentunya, jangan lupa terapkan siklus:

  • Plan = Rencanakan
  • Do = Lakukan
  • Check = Periksa dan analisa hasilnya
  • Act = Tindakan berikutnya

Dengan Continuous Improvement maka Pendidikan Bermutu akan menjadi pondasi Peserta Didik untuk Siap Hadapi Tantangan Abad 21.

*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun