Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Bapak-Bapak Kurang Gaul

Menuangkan khayalan menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspada e-wallet War!

3 Agustus 2025   06:04 Diperbarui: 1 Agustus 2025   10:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transaksi QRIS (Sumber: Kompas Money)

Waspada, e-wallet War telah dimulai! ... Bukan tidak mungkin eskalasinya akan meningkat dari hari ke hari, bulan ke bulan atau tahun ke tahun. Mungkin akan ada hal-hal besar yang terjadi jika e-wallet War ini terus berlanjut.

Siapa pemicu e-wallet War?

Tidak lain dan tidak bukan adalah negara adidaya Amerika Serikat. Apalagi negara ini dipimpin oleh seorang businessman, Donald Trump.

Sejatinya, saat ini Indonesia juga dipimpin oleh seorang businessman, Pak Prabowo. Karena itu, sudah terlihat adanya proses negosiasi antar Kepala Negara untuk mendapatkan win-win solution.

e-wallet War (perang dompet dijital), dimulai ketika Amerika Serikat menolak sistem pembayaran QRIS dengan alasan sebagai hambatan bagi perusahaan-perusahaan pembayaran asal Amerika, misalnya Visa, Mastercard dll.

Jika QRIS berkembang menjadi sistem pembayaran global internasional maka dapat menyebabkan minimnya keterlibatan perusahaan Amerika dan menjadi ancaman terhadap dollar Amerika.

QRIS (Quick Response Indonesian Standard) adalah suatu metode pembayaran yang dikembangkan oleh Bank Indonesia yang praktis bagi kehidupan sehari hari yang sudah serba digital ini. Mulai dari belanja barang, jasa parkir dan bahkan sampai jajan di pinggir jalan.

Bayar Parkir Pakai QRIS (Sumber: Ekbis NTB.com)
Bayar Parkir Pakai QRIS (Sumber: Ekbis NTB.com)

Penulis sendiri, pertama kali menggunakan QRIS berkat bimbingan seorang tukang sate yang berjualan di komplek perumahan. Saat itu memang lagi pingin makan sate makanya mampir ke tukang sate.

Setelah pesan sate, penulis bertanya kepada tukang sate, "Pak, apa bisa bayar pakai kartu debit? Karena ATM untuk ambil uang, agak jauh dari sini".

"Pakai QRIS aja pak", jawabnya sambil menunjuk logo QRIS yang tertempel di gerobaknya.

"Wah, saya gaptek pak. Tolong ajarin dong".

Sejak saat itulah penulis mulai bisa menggunakan QRIS untuk transaksi pembayaran. Memang praktis tapi handphone yang kita miliki harus siap setiap saat termasuk quotanya.

Jika membandingkan transaksi menggunakan kartu debit dan QRIS dari sisi waktu, maka hasil studi yang penulis lakukan menghasilkan data:

  • Debit = 1 ~ 2 menit
  • QRIS = 20 detik

Perbedaan waktu yang cukup signifikan, apalagi kalau ada antrian yang mengular saat pembayaran di kasir. Para pengantri, terutama emak-emak, tentu tidak akan ngomel-ngomel.

Nah jika membandingkan biaya transaksi belanja antara QRIS dengan kartu made in Amerika (Visa atau Mastercard):

  • Kartu = 1,75%
  • QRIS = 0,3% ~ 0,7% (tergantung kategori pelaku usaha)

Pantesan ya, Amerika menolak QRIS karena biaya transaksi yang kita lakukan tidak akan masuk ke Amerika dulu sehingga perusahaan-perusahaan pembayaran Amerika tidak lagi mendapatkan keuntungan dari transaksi.

Memang di luar nurul juga sih, ibarat kata, masa iya kita jajan sate di pinggir jalan, perusahaan sono dapet komisi?

Saat ini QRIS sudah merambah ke negara-negara Asean bahkan akan resmi digunakan di Jepang dan Cina pada tanggal 17 Agustus 2025. Negara-negara lain akan menyusul.

Amerika tentu tidak tinggal diam. Selain protes soal QRIS, beberapa kebijakan aneh telah disuarakan. Misalnya tarif impor produk Indonesia ke Amerika yang bergonta-ganti nilainya dari 32% menjadi 19%, terkesan suka-suka tergantung sikon serta syarat dan ketentuan berlaku.

Indonesia pun tidak tinggal diam. Tim negosiasi sudah bolak-balik ke Amerika dan hasilnya masih tunggu perkembangan informasi lebih lanjut.

Jangan heran yaa.. Kepala Negara kedua negara ini adalah mantan pengusaha. Jadi dalam dunia bisnis, negosiasi adalah salah satu seni manajemen bisnis. Sebagai rakyat biasa, tentu kita tidak ingin ketegangan antar negara ini berimbas ke masyarakat di masa depan.

Mari tetap kita dukung pemerintah!

*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun