Situasi di depan kantor KPU Papua sempat memanas, namun cepat di kendalikan dengan baik oleh aparat keamanan yang bertugas. Terlihat kurang lebih tiga unit mobil water Cannon milik Polda Papua dan ratusan personil dengan peralatan lengkap telah bersiaga.Â
Menangapi aksi tersebut, ketua KPU Papua Diana Dorthea Simbiak melalui Kadiv Hukum KPU-nya, Yohannes Fajar Irianto Kambon menjelaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kepentingan politik dalam proses ini.
Menurutnya semua orang berhak menyampaikan pendapat dimuka umum dan dilindungi oleh undang-undang.Â
Dirinya menganggap aksi yang dilakukan oleh para pendukung dari kedua pasangan calon tersebut merupakan hal yang wajar dan lumrah untuk mengingatkan kita (KPU) sebagai penyelenggara terhadap semua proses yang sedang berjalan.
"Kita pun melihatnya sebagai wadah atau cara publik berkomunikasi untuk berpartisipasi terhadap proses demokrasi yang telah kita jalani bersama. Prinsipnya kami menghormati semua proses itu," ujar Fajar, Selasa (19/8/2025) sore.
Karena itu ia meminta semua pihak untuk menghormati mekanisme yang sementara berjalan saat ini di KPU Papua.
"Kami berharap situasi tetap kondusif. Mari kita selesaikan tahapan ini dengan baik demi menjaga kepercayaan publik terhadap proses pemilu," pungkasnya.Â
Aksipun berlangsung tertib, massa aksi dari kedua pasangan calonpun kembali ke posko masing-masing yang tidak jauh dari tempat aksi. Suasana arus lalulintas di depan kantor KPU Papua kembali normal, namu tak sedikit sampai plastik dilokasi aksi berserakan.
Setidaknya sebanyak enam orang pendukung dari masing-masing paslon yang diizinkan masuk kedalam kantor KPU untuk menyaksikan rekapitulasi penghitungan suara dari kabupaten Biak Numfor. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI