Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Transportasi Ojek di Tengah Revolusi Industri 4.0

29 Maret 2018   13:03 Diperbarui: 29 Maret 2018   20:32 3382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut sesungguhnya lebih dikarenakan ketidakmampuan Negara (baca: pemerintah) menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan yang dibutuhkan. Mata hati dan pikirannya bahkan tertutup terhadap setiap peluang inovasi maupun pemberdayaan yang tersedia untuk "memampukan"-nya. Seperti sikap yang mereka lakoni ketika menyikapi kehadiran perkembangan teknologi digital.

Alih-alih mensyukuri dan memanfaatkannya, aparat pemerintah yang mewakili Negara justru justru sibuk mempertahankan sistem tata kelola dan birokrasi administrasi yang selama ini tersedia. Tapi sesungguhnya semua itu telah jauh ketinggalan zaman dan tak relevan lagi.

Apa yang kita saksikan sesungguhnya adalah sebuah hegemoni kekuasaan.

+++

Dibalik kehadiran jasa pelayanan angkutan umum online --- baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil--- tak semata soal peluang yang memudahkan dan memberdayakan. Tapi juga berbagai potensi permasalahan baru dan lebih kompleks.

Pembiaran yang dilakukan ketika fenomenanya mulai berkembang beberapa tahun lalu --- sebagaimana yang terjadi ketika populasi sepeda motor mewabah di jalan-jalan raya akibat ketidak mampuan pengelola Negara menyelenggarakan angkutan umum massal--- pada akhirnya melahirkan persoalan baru yang jauh lebih pelik. Sebagaimana yang kita saksikan pada unjuk rasa para pengemudi online di Jakarta beberapa hari lalu dan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Hari ini, ketika jumlah masyarakat yang bermitra dengan layanan itu telah mencapai jutaan orang --- belum lagi puluhan juta lainnya yang menikmati layanan mereka --- kehadirannya terlanjur mengakar dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang tak mudah dipisahkan. Sebagaimana populasi kendaraan sepeda motor yang membanjiri jalan-jalan raya yang tak pernah memikirkan ketentuan dan tata cara untuk mengakomodasinya. Mereka kemudian telah membangun budaya --- perilaku dan adat istiadat --- yang diyakininya sendiri sebagai sebuah kebenaran yang niscaya.

Bagaimana mungkin hari ini Anda mampu mengatakan 'salah' atau 'tak boleh', kepada para pengendara sepeda motor yang menyusul seenaknya dari sisi kiri, membonceng seluruh keluarga tanpa pengamanan memadai, atau melaju melawan arah pada jam-jam sibuk?

Menyadari ketidakberdayaan, ketidakmampuan, dan kekeliruan dalam menunaikan tugas pokok dan fungsi sebagai birokrasi pemerintahan yang berkuasa --- khususnya mereka yang terkait dengan permasalahan ini --- adalah prasyarat perlu untuk menyelesaikannya. Baru kemudian gagasan maupun inovasi yang perlu dan memungkinkan dapat berkembang dan dikembangkan.

Jika sebaliknya, tentu sulit, bahkan tak mungkin.

Jilal Mardhani, 29-3-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun