A.1 Resensi Jurnal Penelitian dalam bentuk Paragraf
    Rangkaian penelitian melihat pentingnya keberagaman toleransi dan keberagaman antarumat beragama di Indonesia. Penelitan berikut ini menjelaskan tentang penerapan Islam moderat di perguruan tinggi, penyebaran media sosial dalam menyebarkan toleransi, dampak kerukunan antarumat beragama, terhadap kesejahteraan sosial, serta urgensi pendidikan multikultural dalam masyarakat plural. Keberagaman agama merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai, yang dimana setiap keyakinan mengajarkan sebuah nilai luhur yang penuh cinta dan kasih, kedamaian juga toleransi.
    Pertama, Penelitian yang berjudul "Penerapan Nilai Islam Moderat dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi" yang ditulis oleh Ahmad Sodikin dan Muhammad Anas Ma'arif dipublikasikan dalam EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 19 No. 2 (2021). Artikel ini mengangkat isu penting mengenai bagaimana nilai-nilai Islam moderat dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi guna membentuk sikap toleransi dan inklusivitas di kalangan mahasiswa. Kajian ini menjadi sangat relevan mengingat meningkatnya polarisasi pemahaman keagamaan di kalangan generasi muda akibat pengaruh media sosial, lingkungan sosial, dan kurangnya pemahaman yang komprehensif terhadap Islam yang rahmatan lil 'alamin.
    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan dosen PAI, observasi langsung dalam kelas, serta analisis kurikulum dan materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Fokus utama penelitian ini adalah untuk menggali bagaimana konsep Islam moderat diintegrasikan dalam kurikulum, metode pengajaran, serta lingkungan akademik di perguruan tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam moderat diterapkan melalui penguatan kurikulum, metode pembelajaran interaktif, dan penciptaan lingkungan akademik yang kondusif. Kurikulum mencakup konsep wasathiyah dan toleransi, sementara metode seperti diskusi, studi kasus, dan problem-based learning mendorong mahasiswa berpikir kritis. Dosen juga berperan sebagai fasilitator untuk membentuk pemahaman agama yang inklusif dan kontekstual.
     Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh M. Ardini Khaerun Rijaal pada tahun 2021 berjudul "Fenomena Intoleransi Antar Umat Beragama serta Peran Sosial Media Akun Instagram Jaringan Gusdurian Indonesia dalam Menyampaikan Pesan Toleransi". Artikel ini dipublikasikan dalam jurnal Syiar | Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Volume 1(2), halaman 101-114.
     Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena intoleransi antar umat beragama di Indonesia serta bagaimana akun Instagram Jaringan Gusdurian Indonesia berperan dalam menyebarkan pesan toleransi di media sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana peneliti melakukan analisis terhadap konten sosial media, observasi, serta kajian pustaka terkait intoleransi dan peran media dalam menyebarkan narasi perdamaian.
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa intoleransi antar umat beragama di Indonesia masih menjadi tantangan besar, terutama di era digital yang semakin memungkinkan penyebaran ujaran kebencian dan provokasi di media sosial. Namun, akun Instagram Jaringan Gusdurian Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam meng-counter narasi intoleransi dengan menyebarkan pesan edukasi dan toleransi. Media sosial terbukti menjadi alat utama dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
     Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Derry Ahmad Rizal dan Ahmad Kharis pada tahun 2022 berjudul "Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial". Artikel ini dipublikasikan dalam Komunitas: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 13(1), halaman 34-52.
     Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran toleransi dan kerukunan antarumat beragama dalam menciptakan kesejahteraan sosial, dengan Kota Salatiga sebagai fokus utama. Peneliti menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan observasi lapangan dengan mengambil sampel keluarga multi-agama.
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Salatiga menjadi contoh kota toleran di Indonesia, berdasarkan Indeks Kota Toleran yang diterbitkan oleh SETARA Institute. Penelitian ini menemukan bahwa toleransi dan komunikasi yang baik dalam keluarga multi-agama dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera. Dengan menjaga komunikasi dan saling menghargai perbedaan, individu dalam keluarga dapat hidup berdampingan meskipun memiliki latar belakang agama yang berbeda.