Mohon tunggu...
Jihan Ramadhani
Jihan Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Apabila kamu sudah merasa lelah dan malas berjuang, ingat kembali tujuan mu.

Selanjutnya

Tutup

Film

MEV-1 Vs COVID-19

8 April 2020   15:10 Diperbarui: 8 April 2020   15:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Apakah kalian pernah menonton film contagion? ya, film ini merupakan sebuah film thriller tentang bencana pandemi di Amerika. Film ini dirilis pada tahun 2011, dimana film itu dibintangi oleh Marion Cotillard, Bryan Cranston, Matt Damon, Laurence Fishburne, Jude Law, Gwyneth Paltrow, Kate Winslet, dan Jennifer Ehle. 

Dalam film tersebut, menceritakan tentang kasus yang mirip sekali dengan kejadian yang sedang kita alami bersama. Sebuah pandemi dari golongan virus yang mematikan, yang gejalanya seperti flu biasa, namun mengancam jiwa. Film ini dimulai dari seorang perempuan bernama beth emhoff yang berasal dari Chicago, yang berkontak langsung dengan seorang chef yang sedang membersihkan daging babi. Saat hendak bersalaman, ternyata chef tersebut lupa membersihkan tangannya. Akibatnya, virus yang ada pada daging babi tersebut, menempel pada tangan chef, dan menyebarkannya melalui tangan perempuan tesebut.

            Dalam film tersebut disebutkan bahwa manusia dalam sehari paling tidak pernah menyentuh wajahnya 2 sampai 3000 kali dalam sehari. Ini memang terkesan agak lebay tetapi faktanya memang benar. Dari situ kita bisa tahu bahwa setelah perempuan tersebut berkontak langsung dengan chef, secara tidak sengaja dia menyentuh bagian wajahnya. Dengan demikian, virus tersebut bisa masuk ke dalam tubuh beth emhoff. Selang beberapa hari kemudian, Beth Emhoff mulai merasakan gejala-gejala seperti terserang flu pada umumnya. Seperti orang awam, kita hanya menganggap hal tersebut "sepele" dan hanya akan memberikan setidaknya obat flu dan istirahat yang cukup. Namun anehnya, gejala tersebut tidak kunjung sembuh, dan membuat seseorang yang terkena virus tersebut kondisinya akan semakin parah disertai dengan gejala sesak nafas.

            Setelah saya amati kembali, pandemi ini mirip sekali dengan keadaan yang terjadi sekarang. Karena sifat dari pandemi di film tersebut menular, dan bentuk penularannya pun sangat cepat. Baik secara langsung melalui batuk maupun tidak langsung dengan cara virus tersebut menempel pada benda-benda yang telah disentuh oleh orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Dalam film Contagion, virus itu dinamakan dengan virus MEV-1.

            Karena minimnya pengetahuan tentang virus MEV-1. Maka, masyarakat dalam film Contagion tersebut kebingunan dalam menghadapi penyakit jenis baru yang mematikan ini. Pemerintah pada saat itu menutup rapat semua informasi-informasi yang berhubungan dengan virus ini, termasuk semua jumlah korban yang telah meninggal pada saat itu.

            Karena masyarakat semakin resah dan takut, akhirnya mereka mulai tidak bisa berpikir jernih. Mereka berusaha sekuat mungkin mencari vaksin untuk menangani virus tersebut. Karena kepanikannya tersebut, masyarakat mulai mempercayai informasi yang tersebar bebas di internet, bahwa ada sebuah vaksin yang dipercayai dapat menyembuhkan penyakit jenis baru ini. Padahal belum ada konfirmasi pasti tentang kebenaran vaksin tersebut dari pihak yang berwenang yang menangani virus MEV-1. Selain dari itu, masyarakatnya pun mulai menjarahi supermarket-supermarket dan apotik-apotik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

            Dari film Contagion ini kita dapat mengambil banyak sekali pelajaran. Film ini menggambarkan tentang situasi yang akan terjadi pada dunia ini selanjutnya. Hanya saja, sebagai masyarakat yang cerdas dan berfikiran luas, kita dapat merubah alurnya. Memang pandemi yang sedang melanda dunia ini sangat berbahaya dan mematikan. Namun, bukan berarti kita bisa terbebas dari virus tersebut.

            Berbeda kisahnya dengan film, jika dalam film tersebut sudah ditemukan vaksin untuk menangani pandemi ini, dalam kisah nyata saat ini belum ditemukan. Hanya saja, pemerintah dan WHO sendiri sudah memberi pengetahuan luas tentang virus mematikan ini. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk manusia itu sendiri tidak mencegah agar bisa terhindar dari virus ini.

            Cara pencegahannya sendiri, hampir mirip seperti apa yang ada di dalam film, yakni dengan selalu mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah, selalu jaga jarak dengan individu lain dan dengan semaksimal mungkin untuk mengisolasi diri.

                 Di beberapa negara seperti di Indonesia ini, segala sesuatunya sudah dipermudah. Karena pemerintahnya membuat kebijakan untuk masyarakatnya sementara agar lockdown. Selama dua minggu sekolah-sekolah dan universitas mulai diberlakukan pembelajaran online, untuk menghindari masyarakatnya berkontak langsung dengan seseorang yang terkena virus COVID-19 ini.

                 Pemerintah juga sudah mengumumkan kepada masyarakatnya agar menerapkan social distancing. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun