Aspek kemasan juga mendapat perhatian. Beberapa pemilik usaha kini menggunakan kemasan plastik yang lebih menarik dan higienis, dilengkapi label dengan informasi produk. Packaging khusus untuk oleh-oleh atau hampers pun mulai dikembangkan, mencoba memasuki segmen pasar yang lebih luas. "Inovasi ini tidak memerlukan investasi besar, tetapi efektif meningkatkan daya tarik produk," kata salah satu pengusaha.
Namun, inovasi yang lebih radikal---seperti penerapan teknologi produksi modern atau ekspansi digital yang masif---masih terhambat oleh keterbatasan modal, pengetahuan teknologi, dan sumber daya manusia.
- Pelestarian Budaya vs. Aspirasi Ekonomi
Yang patut diapresiasi adalah peran UMKM kue cucur dalam melestarikan warisan budaya Banjar. Melalui usaha ini, generasi muda masih mengenal dan mengonsumsi makanan tradisional mereka. Kue cucur bukan hanya tentang bisnis---ia adalah simbol identitas lokal yang memperkuat kebanggaan sebagai masyarakat Banjarmasin.
Selain itu, usaha ini turut menggerakkan ekonomi mikro dengan membeli bahan baku dari petani dan pedagang lokal. Tepung beras, gula merah, dan santan kelapa yang digunakan biasanya bersumber dari produsen lokal, menciptakan efek pengganda (multiplier effect) bagi ekonomi komunitas.
Interaksi antara penjual dan pembeli, khususnya di lokasi usaha, juga memperkuat kohesi sosial masyarakat. Pasar Lama tetap menjadi jantung perdagangan dan interaksi sosial masyarakat Banjarmasin.
- Tantangan dan Harapan ke Depan
Namun, perjalanan UMKM kue cucur tidak selamanya mulus. Persaingan dari produk sejenis, kurangnya akses ke pasar yang lebih luas, dan tantangan adaptasi teknologi digital menjadi hambatan utama. Keterbatasan modal juga membuat sulit untuk melakukan investasi dalam peningkatan kapasitas produksi atau diversifikasi produk.
Penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM kue cucur memiliki potensi besar apabila mendapat dukungan yang tepat. Pendampingan dalam digital marketing, akses ke kredit usaha dengan bunga terjangkau, serta pelatihan manajemen modern dapat menjadi katalis pertumbuhan yang signifikan.
"Jika UMKM kuliner tradisional seperti kue cucur dapat memperkuat kehadiran digital mereka, peluang pasar bisa jauh lebih luas. Produk lokal kini sedang tren, terutama di kalangan urban millennials yang mencari autentisitas," tutur seorang pakar ekonomi kreatif.
Kesimpulannya Kue cucur Banjarmasin bukan sekadar makanan. Ia adalah cerminan ketangguhan UMKM Indonesia yang tetap hidup dengan nilai-nilai tradisional sambil berusaha berinovasi. Di Pasar Lama, di balik asap dan gelembung minyak panas, ada cerita tentang keluarga yang memperjuangkan nafkah, melestarikan budaya, dan berkontribusi pada ekonomi lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI